Laba Bersih Bank Digital Ini Diproyeksi Moncer pada 2023, Ini Pendorongnya

Foto Ilustrasi Bank
Sumber :

VIVA Bisnis – Laporan riset ekuitas Surya Fajar Sekuritas (SFS) menyebutkan saham bank digital akan moncer pada tahun depan. Salah satunya saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), dengan target harga Rp460. 

Mencetak Standar Baru untuk Industri Kreatif Indonesia

Kinerja positif tersebut terutama terlihat dari dari pertumbuhan nilai yang tercipta atas sinergi antara Amar Bank dan Investree, yang saat ini memiliki 18,4 persen saham AMAR. Sebab, hasil dari sinergi itu keduanya sepakat akan memperluas target pasarnya ke segmen pelanggan yang lebih besar dan saling melengkapi. 

Secara khusus, Investree menargetkan segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang belum terlayani, yang kini dapat dilayani melalui AMAR. Sementara AMAR terus bertumbuh pesat di segmen kredit konsumer dan bisnis mikro melalui platform pinjaman digitalnya, Tunaiku.

Catat Pertumbuhan Positif, VIVA Genjot Penguatan Lini Bisnis Digital

Merespons hal tersebut, Executive Vice President Finance Amar Bank, David Wirawan mengatakan, pihaknya percaya bahwa laporan penilaian penting untuk membangun awareness dan kepercayaan dari investor publik. Agar literasi masyarakat akan bank digital pun terus meningkat.

Ilustrasi aktivitas perbankan

Photo :
  • U-Report
IHSG Menguat pada Sesi I, Saham ARTO hingga JSMR Ikut Kinclong

"Kami bermaksud untuk membangun hubungan dan mengomunikasikan rencana pertumbuhan ambisius kami dengan lebih banyak analis di masa mendatang. Seperti yang disoroti dalam laporan tersebut," ungkap David dikutip dari keterangannya, Senin, 17 Oktober 2022.

"Amar Bank tetap benar-benar fokus untuk mengembangkan platform pinjaman digitalnya, Tunaiku, yang dilengkapi dengan aplikasi bank cerdas khusus seluler berbasis cloud, Senyumku," tambahnya.

Lebih lanjut menurutnya, sebagai pelopor perbankan digital Indonesia, Amar Bank terus menggenjot kemampuan teknologi untuk melayani konsumen dan usaha mikro yang kurang terlayani. Kerja sama dengan Investree akan memperluas target pasar bank. 

"Khususnya untuk mencakup segmen UKM, yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.

Laporan riset SFS menjabarkan, pada tahun 2016-2021 AMAR merealisasikan CAGR 96 persen dalam penyaluran pinjaman melalui Tunaiku, dari hanya Rp 73 miliar pada 2016 menjadi Rp 2,1 triliun pada 2021. 

Analis SF Sekuritas kini memperkirakan pendapatan bunga bersih dan laba bersih AMAR tumbuh sebesar 32,2 persen dan 17,4 persen CAGR masing-masing pada tahun 2023-2027, berdasarkan CAGR 27,7 persen dalam penyaluran pinjaman. 

Laporan tersebut menyoroti bahwa pada tahun 2023, AMAR diperkirakan akan mencatat laba bersih sebesar Rp 150,9 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 49 persen yoy. Selain itu, saat ini segmen konsumer dan bisnis mikro berkontribusi sekitar 87 persen dari total pinjaman AMAR, sedangkan segmen korporasi besar berkontribusi 13 persen. 

Kolaborasi dengan Investree akan memungkinkan AMAR untuk mengakses segmen UKM dan memungkinkan bank untuk mempertahankan pertumbuhan dan diversifikasi kredit yang kuat ke depan.

Digitalisasi.

Photo :
  • INSEAD Knowledge

Masuknya AMAR ke segmen UKM diharapkan dapat mendorong pertumbuhan yang signifikan, mengingat segmen tersebut di Indonesia sangat besar namun masih belum terlayani. Berdasarkan data Asian Development Bank, segmen UKM menyumbang 61 persen dari PDB Indonesia dan juga menyumbang lebih dari 96 persen dari total perusahaan dan karyawan di negara ini. 

Karena itu, UKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, pinjaman yang diberikan kepada segmen UKM masih kurang dari 20 persen berdasarkan total pinjaman yang disalurkan di Indonesia. AMAR diharapkan dapat melayani dan meningkatkan akses keuangan bagi UKM Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya