Tips Kembangkan Usaha Rintisan Ala Founder dan CEO Hypefast
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Bisnis – Founder dan CEO Hypefast, Achmad Alkatiri mengatakan, para anak muda saat ini banyak yang sudah mulai berani terjun ke dunia usaha. Termasuk di ranah usaha rintisan atau yang umumnya disebut perusahaan startup.
Achmad menjelaskan bahwa dalam mengembangkan perusahaan rintisan diperlukan riset yang mendalam serta pengolahan ide yang kuat.
"Yang utama itu adalah bagaimana ide bisa ditindaklanjuti dengan riset. Nah, dari riset itu kita bisa menentukan sejumlah hal spesifik seperti misalnya target pasar, dan lain sebagainya," kata Achmad di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis 13 Oktober 2022.
Melalui riset tersebut, Achmad menekankan bahwa suara dari pasar, dalam hal ini kemauan atau selera para konsumen, juga harus menjadi faktor utama. Itu harus dikedepankan dalam pengembangan pola bisnis di usaha rintisan
Dengan demikian, menurutnya, ide yang dikembangkan pun menjadi punya dasar, karena mengacu pada data yang didapat dari riset dan target pasar yang dikembangkan dari permintaan para konsumen.
"Jadi suara konsumen itu harus didengarkan, sehingga ide yang muncul dan data dari pengembangan riset itu valid," ujar Achmad.
Dari langkah-langkah awal yang dijadikan acuan serta target pengembangan usaha rintisan itulah, produk baru bisa dikembangkan untuk kemudian dilepas ke pasar. Cara pemasarannya pun beragam, seperti melalui toko online maupun toko offline sesuai gambaran yang didapat dari hasil riset sebelumnya.
Tentunya, lanjut Achmad, semua hal itu juga harus diimbangi dengan langkah pemasangan iklan, sekaligus membangun komunitas di media sosial. Bisa melalui Twitter, Tiktok, maupun Instagram.
Apabila pengembangan produk, pemasaran, dan penjualan sudah berjalan, langkah selanjutnya bisa melalui penerapan pola marketing dengan mengikuti apa yang tengah ramai menjadi perhatian masyarakat. Misalnya melalui teknik marketing dengan tema Kpop Culture, sebagaimana yang saat ini marak dilakukan oleh para brand dan produk di Tanah Air.
"Tentunya soal marketing itu juga harus menyesuaikan dengan produk dan brand itu sendiri. Nanti kan bisa dipertimbangkan mana aspek yang logis dan tidak logis atau sesuai, untuk dijadikan strategi marketing dari brand dan produk tersebut," ujarnya.