Sri Mulyani Yakin G20 Jadi Harapan Dunia Bantu Atasi Krisis

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Sumber :
  • Pool/Fikri Yusuf

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, forum G20 mampu mengatasi krisis yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Hal itu dikatakannya dalam sambutan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ke-4 di Washington DC, Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Sebut Rupiah Melemah November 2024 karena Investor Balik ke AS

"Saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah mercusuar harapan yang dapat membantu dunia menavigasi gelombang krisis yang kita hadapi," ujar Sri Mulyani, Kamis 13 Oktober 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka 4th FMCBG G20 di Washington DC, AS.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.
Presiden Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto Bersama KTT G20 di Brasil

Sri Mulyani mengungkapkan keyakinan itu diperolehnya atas keberhasilan forum G20 dalam merespons krisis keuangan global dan mengatasi pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu. Selain itu, Ani mengatakan dunia saat ini juga tengah dihantam oleh ketidakpastian, bahkan diperkirakan akan lebih memanas di tahun depan.

"Perang di Ukraina terus memperburuk keamanan pangan global dan krisis gizi. Itu membuat harga energi, makanan, dan pupuk semakin tinggi dan tidak stabil. Perang juga membuat harga energi melonjak, mengakibatkan kekurangan energi dan masalah keamanan energi," ujarnya.

Presiden Paraguay Santiago Pena Dilarikan ke RS saat Menghadiri KTT G20, Kenapa?

Situasi itu, lanjut Sri, turut dirumitkan dengan respons negara maju dengan melakukan pengetatan kebijakan moneter. Contohnya, Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikkan suku bunga acuan selama beberapa kali.

"Tantangan ekonomi global yang kompleks tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri. Hal ini membutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang terdiri dari 85 persen ekonomi dunia," jelasnya.

Ani begitu sapaan akrabnya menyebutkan, untuk itu maka dibutuhkan peran dari kelompok perwakilan beragam agar memastikan semua negara didengar.

"Semua negara dengan pengaruh ekonomi global sistemik harus terlibat dalam mencari solusi di dana, negara menengah dan juga negara berkembang. Kita tahu bahwa ini tidak mudah, mengingat keanggotaan G20 yang beragam," imbuhnya.

Meski demikian, dari perbedaan itu juga dimungkinkan untuk ditemukan solusi terbaik untuk negara-negara di dunia.

"Secara pribadi, saya benar-benar berterima kasih atas semua dukungan Anda kepada Presidensi kami. Pak Perry (Gubernur BI) dan saya sendiri benar-benar menavigasi tugas yang sangat sulit dan menantang ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya