Bank Dunia Ubah Lagi Standar Garis Kemiskinan Ekstrem, Ini Kata BPS
- ANTARA/HO-Bank Dunia/am
VIVA – World Bank (Bank Dunia) melalui laporannya menetapkan garis kemiskinan ekterem menjadi US$2,15 per kapita per hari atau Rp 32.812 per kapita per hari (asumsi kurs Rp 15.261 per dolar AS). Sebelumnya, garis kemiskinan ekstrem ada di level US $ 1,90 per kapita per hari.
Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto mengatakan dari hal tersebut untuk Indonesia diakuinya, garis kemisikinan mengalami kenaikan pada 2020 karena adanya pandemi COVID-19.
"Jadi memang mulai 2020 setelah ada pendemi pertumbuhan kita ada kontraksi, kemisinan juga naik. Tetapi setelah di 2022 kemarin membaik 5 persen," kata Atqo kepada awak media Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2022.
Baca juga: Luhut Klaim Pemerintah Telah Siapkan Skenario Paling Buruk Hadapi Resesi Global 2023
Atqo melanjutkan, dengan pertumbuhan tersebut data kemiskinan Indonesia juga menurun. Di mana dengan itu jelasnya, sudah mengalami pemulihan.
"Itu makro yang kita hitung dari survei nasional ini ada yang namanya garis kemisinan, ini sudah mulai bagus perkembangannya. Jadi sudah menuju ke arah pemulihan baik kemiskinan, itu trennya ini yang sudah bagus," jelasnya.
Adapun untuk persentase penduduk miskin Indonesia pada September 2020 sebesar 10,19 persen, meningkat 0,41 persen poin terhadap Maret 2020 dan meningkat 0,97 persen poin terhadap September 2019.
"Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020, dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019," tulis BPS dalam keterangannya, dikutip Rabu, 12 Oktober 2022.
Sebelumnya, mengutip laporan Word Bank (Bank Dunia) pada “East Asia and The Pacific Economic Update October 2022" menetapkan garis kemiskinan ekstrem menjadi US$2,15 per kapita per hari atau Rp 32.812 per kapita per hari.
Adanya ketentuan baru Bank Dunia mengenai hitungan paritas daya beli (PPP) atau kemampuan belanja mulai musim gugur 2022 (22 atau 23 September sampai 21 atau 22 Desember). Paritas daya beli menyetarakan harga sekeranjang/sekelompok barang yang identik di berbagai lokasi berbeda. Dengan konsep PPP, Bank Dunia bisa menyesuaikan angka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang berbeda di masing-masing negara.
Bank Dunia juga menaikkan ketentuan batas untuk kelas penghasilan menengah ke bawah (lower midle income class). Batas kelas penghasilan menengah ke bawah dinaikkan dari US$3,20 menjadi US$3,65 per orang per hari. Sementara itu, batas penghasilan kelas menengah ke atas (upper-midle income class) dinaikkan dari US$5,50 menjadi US$6,85 per orang per hari.
Konsekuensinya dengan perhitungan baru ini, sebanyak 33 juta orang kelas menengah bawah di Asia turun kelas menjadi miskin. Indonesia dan China menjadi negara dengan penurunan kelas menengah terbanyak. Tercatat ada 13 juta kelas menengah ke bawah di Indonesia turun level menjadi miskin. Sementara, di China sebanyak 18 juta orang kelas menengah bawah turun kelas menjadi miskin.
Adapun orang kelas menengah atas di Indonesia yang turun kelas mencapai 27 juta orang. Sedangkan, orang kelas menengah atas yang turun kelas mencapai 115 juta orang di China. Secara keseluruhan, ada 174 juta orang kelas menengah atas di Asia turun kelas.