Luhut Ungkap Kondisi Ekonomi RI di Tengah Potensi Ancaman Perang Nuklir

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, dunia harus waspada dan bersiap dengan adanya kemungkinan terjadinya nuclear war atau perang nuklir. Karena eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina yang terus memanas sampai saat ini.

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

Menurut Luhut, itu bisa saja akan menjadi puncak dari gejolak yang disebutnya sebagai 'perfect storm'. Ini bisa mengancam stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

"Jadi kalau sampai ada nuclear war, itu sudah sangat membahayakan," kata Luhut di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2022.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

Dia menambahkan, kondisi peperangan Rusia dan Ukraina saat ini makin bergejolak sehingga, kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bakal terjadi tidak bisa diabaikan begitu saja.

Bamsoet Dorong Kadin Jadi Kekuatan Ekonomi yang Sejajar dengan Politik, Begini Caranya

"Ya kalau orang terdesak, bukan tidak mungkin dia melakukan apa saja. Jadi kita semua sekarang menghitung skenario-skenario yang terburuk yang mungkin terjadi," ujarnya.

Kondisi Ekonomi RI saat Ini

Di satu sisi, Luhut menegaskan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini memang terbilang sangat baik, dibandingkan dengan sejumlah negara lain yang ekonominya tengah terguncang.

"Kita beruntung ekonomi kita pada posisi yang sangat baik. Jadi saya senang sekali bahwa kami (pemerintah) kompak untuk menghadapi semua ini," kata Luhut.

Meski demikian, lanjut Luhut, walaupun kondisi ekonomi nasional masih sangat bagus, namun kita tidak boleh terlalu jemawa dan harus tetap waspada akan potensi-potensi yang bisa terjadi dalam waktu beberapa bulan ke depan.

"Kita mungkin salah satu negara dengan kondisi yang terbaik pada saat ini. Tapi sekali lagi, kita tidak boleh jemawa di sini, karena dalam enam bulan ke depan ini apa saja bisa terjadi," kata Luhut.

"Kemarin Ibu menkeu menyampaikan bahwa sudah ada 28 negara yang antre masuk di IMF dan kita jauh dari hal itu. Tapi apapun bisa terjadi kalau kita juga tidak hati-hati," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya