Bantah Ngaku-ngaku, Yusuf Mansur: Surat Kontrak Jadi Advisor Masih Dipegang Grab

Ustaz Yusuf Mansur
Sumber :
  • VIVAnews/Beno Junianto

VIVA Bisnis – Pengakuan Yusuf Mansur pernah menjadi komisaris Grab sempat viral di media sosial. Tak lama berselang, Grab Indonesia membantah pernyataan tersebut. Mereka menegaskan Yusuf Mansur tidak pernah terdaftar sebagai dewan komisaris.

Dazul Herman Ditunjuk Jadi Dirut Krakatau Sarana Properti

Mengetahui kabar tersebut, Yusuf Mansur kembali buka suara tentang pernyataannya itu. Melalui akun Instagram pribadinya, ia menegaskan pernah menjabat di Grab, namun bukan sebagai komisaris, melainkan advisor.

Ustaz Yusuf Mansur.

Photo :
  • IG @yusufmansurnew
Jajaran Direksi hingga Komisaris ASDP Dirombak, Simak Susunan Lengkapnya

Saya ga ngotot, saya cuma menjelaskan kronologis. Dulu malah ada kontraknya. Pas jadi kontrak, jadinya Advisor (bukan komisaris). Dan masa itu (tahun) 2018, masa dekat-dekatnya saya dengan Grab, yang di bawah kepemimpinan Mr. Jason, Mr. Joel, Pak Ongki dan Pak Rizqi,” kata Mansur dikutip dari Instagram yusufmansurnew Senin, 10 Oktober 2022

Bahkan Yusuf Mansur mengklaim saat ini pihak Grab masih menyimpan bukti dari kontraknya itu. Dia mengatakan, komunikasi dengan para petinggi Grab pun masih berjalan baik hingga kini.

Erick Thohir Rombak Komisaris PLN, Simak Susunan Lengkapnya

Berkas kontraknya dulu sama Pak Hari almarhum. Tapi saya teramat yakin, Grab (masih) megang salinannya. Atau malah aslinya. Saya ga minta juga kok. Saya ditawari, Sampe skrg, komunikasi saya dengan beliau, masih terjalin. Insya Allah,” Ujarnya

Lalu ia kembali menegaskan bahwa pernyataannya tersebut bukan sekadar asal klaim sepihak, melainkan kenyataan. “Bila saya ngaku-ngaku, ya masalah lah saya” ucapnya.

Ustaz Yusuf Mansur

Photo :
  • vstory

Terakhir ia meminta maaf soal orang yang memotong-motong video lamanya. Sebab, kata dia, semua yang ia ucapkan memang selalu jadi konsumsi publik, baik saat ceramah maupun tulisannya di media sosial.

Maafin yang motong2 video itu. Dan ini sebenarnya akibat "baik" dari mereka-mereka yang terus menerus membongkar tausiah-tausiah lama, dan memotong-motong. Apa aja, jadi konsumsi publik. Baik dalam ceramah dan socmed.” ucapnya. (fh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya