Krisis Pangan Intai Dunia, Bagaimana dengan Indonesia? 

Petugas Perum Bulog cabang Indramayu memeriksa stok beras impor di Gudang Bulog Tegalgirang, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 23 Maret 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Dedhez Anggara

VIVA Bisnis – Krisis pangan saat ini tengah menjadi ancaman global. Untuk Indonesia Kementerian Pertanian menyatakan siap menghadapi krisis pangan tersebut, sebab RI memiliki alternatif pangan lain selain beras

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan Indonesia dalam hal ini terus memperkuat berbagai strategi dan upaya memperkuat  potensi pangan berbasis sumberdaya lokal. Selain upaya menjaga tingkat produksi beras agar tetap swasembada, berbagai upaya alternatif juga disiapkan. 

“Kita punya banyak bahan baku pangan berpotensi sebagai cadangan dan substitusi beras. Dan semua ada di sekitar kita dan lama menjadi pangan konsumsi masyarakat lokal,” kata Kuntoro dalam keterangan, Jumat 7 Oktober 2022. 

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Baca juga: Perluas Akses Keuangan, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan 2022

Sebagai informasi, Pemerintah menetapkan enam komoditas sumber karbohidrat  yakni, ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan talas. Dari enam komoditas yang menjadi pilihan, tiga komoditas yakni pisang, kentang dan talas termasuk yang selama ini jarang disebut sebagai komoditas untuk mendukung diversifikasi pangan.

Yusril Blak-Blakan soal Napi Kalau Mau Dapat Amnesti Prabowo Harus Ikut Komcad

Adapun semua produk tersebut merupakan potensi cadangan pangan Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan.

“Mungkin kita belum begitu merasakan dampaknya perubahan iklim dan krisis pangan global. Namun di beberapa negara di benua Afrika, negara Asia,  bahkan untuk Amerika dan Inggris saja sudah mulai terlihat nyata ancaman tersebut,” ujarnya.

WFP berikan makanan bagi anak-anak di ruang kelas saat krisis pangan di Kamboja

Photo :
  • AP Photo/Heng Sinith
 

Dengan hal itu, Kuntoro menegaskan apa yang disampaikan menteri pertanian terkait stok sagu bila harga beras melambung tinggi, merupakan analogi ekstrem bila terjadi masalah stok pangan.

“Namun alhamdulilah stok beras kita sangat cukup. FAO dan IRRI juga mengapresiasi swasembada dan ketahanan sistem pertanian dan pangan kita. Indonesia juga masih over stok di atas 10 juta ton per Juli 2022 lalu menurut BPS, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Petani kita juga mulai masuk masa tanam utama Oktober-Maret, dan insya allah pangan pokok kita akan terus cukup tersedia,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya