Jokowi: Kuartal III Ekonomi Bisa Tumbuh Tinggi Meski Ada Krisis Global
- Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden
VIVA Bisnis – Presiden Jokowi menyebutkan, dunia saat ini dihadapkan oleh ancaman krisis keuangan, energi, dan pangan di tengah meredanya pandemi COVID-19. Namun, presiden optimis pada kuartal III perekonomian akan tumbuh di atas 5,44 persen.
Untuk mencapai hal tersebut jelasnya, kunci ada pada kekompakan, bersinergi, dan memiliki perasaan yang sama karena yang dihadapi adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Sebab diperlukan yang namanya Indonesia Incorporated.
“Perekonomian Indonesia pada kuartal II mampu tumbuh sebesar 5,44 persen dan Saya meyakini di kuartal ketiga masih bisa tumbuh di atas angka tersebut. Kuncinya kita semua bersinergi, dan memiliki perasaan yang sama. Semuanya bekerjasama dan berkolaborasi menyelesaikan persoalan secara konkret dan nyata,” kata Jokowi dalam keterangan, Senin 3 Oktober 2022.
Baca juga: Siapa yang Lebih Kaya Sebelum Menikah, Lesti atau Rizky Billar?
Adapun dalam kesempatan itu, Jokowi bertemu dengan pembudidaya madu hutan dari Jambi, binaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Dia mengatakan bahwa penting untuk korporasi terlibat dalam bina lingkungan.
“Jangan sampai perusahaan besar ada di suatu daerah, pabriknya terlihat besar, namun lingkungan sekitarnya miskin. Pemerintah tidak mungkin melakukan itu sendirian, yang bisa dan cepat adalah jika ada gerakan kemitraan. Seperti madu, biasanya dimasukkan botol dan dijual di pasar, namun dengan packaging yang bagus dan branding produk yang baik, dapat menaikkan harga jual berkali-kali lipat. Sentuhan seperti itu yang diharapkan," jelasnya.
Sementara itu, kata Ketua Umum Eka Tjipta Foundation, Hong Tjhin mengatakan KADIN sejak 2010 bersama pemerintah, perguruan tinggi dan tembaga riset, telah berupaya memperluas inisiatif ini menjangkau produk pangan strategis lainnya, dan pada tahun depan menargetkan dapat memberikan pendampingan bagi 2 juta petani.
“Kami berupaya agar skema ini dapat pula dimanfaatkan sektor UMKM, mengantar mereka sebagai bagian rantai pasok global, yang berarti menaikkelaskan diri mereka lewat sebuah ekosistem di mana hadir pendampingan pemerintah dan korporasi,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan UMKM sangat penting guna mengungkit perekonomian Indonesia karena menurut Kementerian Koperasi dan UMKM. Karena tahun lalu jumlahnya mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB hingga sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.
"Sektor ini juga menjadi gantungan hidup sekitar 117 juta pekerja yang mayoritas kaum perempuan (64,5 persen)," jelasnya.