OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh, Tapi DPK Turun Rp 7.608 Triliun
- Raden Jihad Akbar/VIVA.
VIVA Bisnis – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kredit perbankan pada Agustus 2022 tumbuh stabil di 10,36 persen secara year on year (yoy). Hal itu ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen yoy.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan dan Anggota Dewan Komisioner OJK Dian Ediana mengatakan, jika secara bulanan atau month to month nominal kredit perbankan naik sebesar Rp 20,13 triliun menjadi Rp 6.179,5 triliun.
Selain itu juga, laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2022 tercatat sebesar 7,77 persen yoy menjadi Rp 7.608 triliun. Pertumbuhan DPK dalam hal ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,59 persen yoy, yang utamanya didorong perlambatan giro.
Baca juga: Siapa yang Lebih Kaya Sebelum Menikah, Lesti atau Rizky Billar?
"Di tengah tren turunnya likuiditas sebagai dampak pengetatan kebijakan moneter baik melalui kenaikan GWM maupun kenaikan suku bunga, likuiditas industri perbankan pada Agustus 2022 terpantau masih dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga," kata Dian dalam telekonferensi, Senin 3 Oktober 2022.
Dian melanjutkan, pada Rasio Alat Likuid atau Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 118,01 persen dibandingkan Juli 2022 yang sebesar 124,4 persen. Kemudian Alat Likuid/DPK (AL/DPK) sebesar 26,52 persen Juli 2022 sebesar 27,92 persen.
"Jauh di atas ambang batas minimum masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen," jelasnya.
Sementara itu untuk profil risiko perbankan pada Agustus 2022 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,79 persen. Kemudian kredit restrukturisasi COVID-19 tercatat kembali menurun sebesar Rp 16,77 triliun menjadi Rp 543,45 triliun.
"Jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,88 juta nasabah. Dengan perkembangan tersebut, nilai kredit restrukturisasi COVID-19 dan jumlah nasabahnya masing-masing telah turun sebesar 34,56 persen dan 57,90 persen dari titik tertingginya," ucapnya.
Dian menuturkan, pada Posisi Devisa Neto (PDN) Agustus 2022 tercatat sebesar 1,60 persen, di bawah threshold 20 persen. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan pada Agustus 2022 tercatat meningkat menjadi 25,21 persen
Adapun dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik, di tengah perlemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
"Sebagai respons dari peningkatan tekanan inflasi, Bank Sentral utama di dunia menaikkan suku bunga kebijakan (policy rate) dan berencana mempercepat laju pengetatan kebijakannya meski kebijakan tersebut dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Hal itu jelasnya, mayoritas dilakukan oleh bank sentral global. Dalam hal ini BI merespons menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis poin. Hal ini mendorong kekhawatiran resesi global meningkat, sehingga lembaga internasional seperti Bank Dunia, ADB, dan OECD menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global.