Sri Mulyani: Ekonomi Digital RI Capai US$120 Miliar pada 2025

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Digital Indonesia. Sri Mulyani. Tokopedia
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, ekonomi digital terus mengalami pertumbuhan sejak masa pademi COVID-19. Diproyeksikan, ekonomi digital pada 2025 akan mencapai US$120 miliar.

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Sri Mulyani mengatakan, dengan potensi ekonomi digital tersebut penting untuk dimanfaatkan sebagai momentum pemulihan ekonomi, dan mesin pertumbuhan di masa depan.

"Kami merangkul dan memelihara ekonomi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi setelah pandemi, dan juga untuk menciptakan sumber pertumbuhan potensial di masa depan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20, Rabu 28 September 2022.

Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen, Bappenas: Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap

Baca juga: Bela Sambo, Febri Diansyah Ngaku Sudah Diskusi dengan 5 Ahli Hukum

Bendahara negara ini menjelaskan, ekonomi digital Indonesia pada 2021 menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai US$70 miliar.

Proyek Infrastruktur Disetop Sementara, Menteri PU: Anggarannya Ditahan Bu Menkeu

"Dan diperkirakan akan mencapai lebih dari US$120 miliar pada 2025. Menurut penelitian Google, Temasek, dan Bain & Company nilai investasi ekonomi digital Indonesia selama kuartal pertama 2021 adalah US$4,7 miliar," ujarnya.

Ilustrasi perekonomian dalam digitalisasi.

Photo :
  • Pixabay

Adapun dengan data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi digital RI memiliki potensi tinggi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di masa depan. Namun, jelasnya terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Indonesia.

"Disparitas akses internet khususnya lintas wilayah dan juga lintas tingkat pendapatan, di mana konektivitas khususnya antar pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya bahkan belum. Juga keamanan siber, yang juga sangat penting sebagai ancaman bagi perekonomian," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya