Beli Pertalite Antre Mengular, Warga Pilih SPBU Swasta hingga Eceran

Antrean panjang Sepeda Motor beli Pertalite.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA Bisnis – Antrean panjang warga yang gunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, sering kali terjadi di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina terus terjadi belakangan ini.

SPBU di Sleman Diduga Manipulasi Pompa, Mendag: Kerugian Masyarakat Rp 1,4 Miliar Per Tahun

Antrean yang bahkan sering terlihat memakan bagian jalan tersebut sudah menjadi pemandangan setiap hari sejak pemerintah pusat resmi menaikan harga BBM Subsidi pada 3 September lalu.

Diketahui hingga kini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.

Shell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Ini Tanggapan Resmi dari Perusahaan

Baca juga: Setengah Orang Dewasa RI Simpan Uang di Bawah Bantal, Ini Kata Purbaya

Harga BBM Pertamax yang turut naik ditengarai membuat banyak pengguna beralih ke Pertalite, dan berujung pada antrean panjang di tiap tiap SPBU yang ada

Shell Bantah Rumor Seluruh SPBU Miliknya di Indonesia Bakal Tutup

Dhika, Warga Palmerah Jakarta Barat mengaku harus mengantre sekitar setengah jam untuk bisa mendapatkan pertalite di setiap SPBU lantaran panjangnya antrean belakangan ini.

"Antreannya memang terasa lebih ramai dari biasanya. Jelas banget ada perubahan (antrean) dibanding sebelum kenaikan harga BBM. Sekarang bisa setengah jam lebih buat antre beli Pertalite di pom bensin," ujar Dhika ditemui di salah satu SPBU yang ada di Palmerah Jakarta Barat, Selasa 27 September 2022.

Antrean Kendaraan di SPBU Kota Tangerang.

Photo :
  • VIVA/Sherly

Ada banyak cara warga dalam mengatasi lamanya antrean di SPBU, untuk yang masih mampu akhirnya mengisi Pertamax agar terhindar dari antrean panjang.

Namun, bagi yang sudah tak sanggup membeli Pertamax namun tidak mau mengantre panjang cara lain salah satunya dengan membeli bensin secara eceran.

Faqih, salah seorang warga Cengkareng, adalah salah satu pengendara yang kini lebih senang membeli Pertalite di penjual bensin eceran. “Sekarang sudah beralih ke eceran, Lebih cepat ngisinya, enggak antre, harga cuma beda sedikit,” ujarnya.

Faqih mengaku kapok dengan antrean panjang dalam pembelian Pertalite lantaran lamanya harus menunggu antrean. “Paling males banget antre. Terakhir ngantre saking lamanya saya nonton serial biar enggak bosan,” ujarnya.

Harga bensin yang dijual secara eceran dahulunya dibanderol seharga Rp 10.000 per liter untuk Pertalite. Setelah kenaikan BBM, para pedagang menaikkan harga jual bensin Pertalite eceran menjadi sekitar Rp 11.500 - Rp 12.000.

Antrean kendaraan di SPBU Vivo meski harga naik.

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR (Bogor)

Sementara itu strategi lain untuk hindari antrean panjang sejumlah warga beralih ke SPBU swasta. Salah satu yang menjadi alternatif warga adalah SPBU milik Vivo, perusahaan swasta milik PT Vivo Energy Indonesia.

SPBU tersebut menjual bensin Vivo 89 yang harganya Rp 10.900, tak berbeda jauh dengan harga Pertalite.

Salah seorang pengendara motor yang ikut mengantre di SPBU Vivo yakni Indra (27) mengaku telah beralih ke BBM Vivo sejak kenaikan harga BBM, dan jug antrean yang tidak terlalu lama dibanding dengan antrean SPBU Pertamina.

"Saya sudah beralih (ke Vivo) memang pas Pertalite naik. Harganya memang lebih mahal Rp 1.000, tapi antreannya lebih manusiawi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya