Suku Bunga AS Naik, Sri Mulyani Waspadai Modal Asing Makin Kabur
- M Yudha P/VIVA.co.id
VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai, potensi modal asing keluar atau capital outflow akibat kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (the Fed) sebesar 0,75 basis poin.
"Kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan gejolak dari capital flow itu, karena kenaikan suku bunga yang sangat hawkish," kata Sri Mulyani kepada awak media dikutip, Jumat 23 September 2022.
Sri Mulyani mengatakan, capital outflow sebetulnya sudah terjadi di tahun 2022 ini. Di mana itu terjadi di negara emerging market bahkan cukup dramatis.
"Ini yang menyebabkan banyak negara akan mengalami kondisi yang disebut pembiayaannya akan sulit atau pengelolaan utang mereka akan sangat sulit. Itulah yang makanya IMF kemarin, mengeluarkan lebih dari 60 negara kemungkinan akan menghadapi kesulitan di dalam pembiayaan mereka," jelasnya.
Bendahara negara ini menyampaikan, proyeksi terhadap suku bunga the Fed diperkirakan akan mencapai di atas 4 persen pada tahun depan. Dalam hal ini sudah dimasukkan ke dalam perkiraan dinamika melalui capital outflow.
"Hanya mungkin setiap negara harus makin memperkuat saja keamanan dan resiliensi-nya mereka. Tentu yang pertama adalah neraca pembayaran mereka," ujarnya.
Untuk neraca perdagangan Indonesia jelasnya, masih mengalami tren positif dengan surplus selama 28 bulan berturut-turut. Serta cadangan devisa relatif stabil.
Sebelumnya, the Fed telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,75 basis poin pada Rabu, waktu setempat. Kenaikan itu sebagai upaya untuk menurunkan inflasi yang mendekati level tertinggi sejak awal 1980-an.
Adapun the Fed menaikkan suku bunga dana federal hingga kisaran 3 persen-3,25 persen. Di mana kenaikan suku bunga tersebut merupakan tertinggi sejak 2008.
"FOMC (Federal Open Market Committee) sangat bertekad untuk menurunkan inflasi menjadi 2 persen, dan kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai," kata Gubernur The Fed, Jerome Powell.
Setelah kenaikan suku bunga acuan the Fed, saham bergerak naik dan turun atau tidak stabil. Kemudian pedagang khawatir the Fed akan tetap hawkish lebih lama dari yang diantisipasi beberapa orang.
Melalui proyeksi dari pertemuan tersebut menunjukkan bahwa the Fed mengharapkan untuk menaikkan suku setidaknya 1,25 poin persentase dalam dua pertemuan tersisa tahun ini.