Suku Bunga Naik 3,75 Persen, BTN: Kecil Pengaruhi Permintaan Kredit
- Dokumentasi BTN.
VIVA – Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo menyebutkan, naiknya suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen sangat kecil pengaruhnya terhadap permintaan kredit.
“Permintaan kredit tentu terlihat banyak faktor, tergantung kenaikan bunga dan likuiditas naik. Kita melakukan partnership dengan beberapa lembaga dan badan korporasi yang memberikan manfaat kepada para peserta dalam memiliki rumah. seperti tabungan perumahan rakyat dan BPJS,” ujar Haru dalam telekonferensi, Kamis 15 September 2022.
Haru mengatakan, perseroan telah menyiapkan likuiditas yang sepadan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Meski begitu kenaikan suku bunga tidak akan berdampak terhadap permintaan kredit.
Baca juga: Blusukan di Pasar Gede Solo Bareng Gibran, Zulhas: Harga Pangan Stabil
“Sepanjang daya beli masih ada, (naiknya suku bunga) kecil memengaruhi permintaan kredit. Dengan asumsi pandemi dan tensi geopolitik sudah melandai, pertumbuhan kredit khususnya perumahan 2023 lebih tinggi daripada 2022,” jelasnya.
Selain itu, dia menekankan bahwa perseroan tidak akan turut menaikkan suku bunga pinjaman. Di mana dalam hal ini BTN justru memberikan keringanan promo. Sebab peningkatan suku bunga acuan tidak menjadi komponen tunggal yang memengaruhi KPR.
“Nantinya terdapat persaingan, peningkatan biaya dana untuk menjaga LDR cukup, mungkin akan kami sesuaikan dengan kondisi pasar,” katanya.
Dia menuturkan, pihaknya akan mengamati kebijakan BI untuk penyesuaian di bulan-bulan berikutnya. Perseroan juga akan menjaga keseimbangan antara permintaan kredit dan suku bunga.
“Untuk menjaga margin misalnya, maka kita akan langsung menaikkan suku bunga kredit. Tetapi kalau suku bunga kredit naik, jangan sampai permintaan (kredit) turun signifikan,” ujarnya.