Akademisi Ungkap Formula Agar BBM Bisa Lebih Murah

Petugas SPBU mengganti papan Harga BBM.
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon

VIVA Bisnis – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai sudah berdasarkan kalkulasi yang tepat dan valid. Langkah Pemerintah itu untuk menjaga stabilitas fiskal APBN yang kini terbebani tingginya subsidi akibat gejolak harga migas dunia. 

Mobil-mobil yang Viral Rusak di Cibinong Ternyata Bukan karena Pertamax?

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD), Dr Mukhaer Pakkana mengungkapkan langkah itu tepat guna menghadapi kemungkinan defisit APBN yang terlalu jauh dari batas normal menurut undang-undang, yaitu 3 persen. 

"Opsi penyesuaian harga yang saya tawarkan kisaran 35 persen dan Pemerintah sudah terapkan," ujar Mukhaer dikutip dari keterangannya, Jumat, 9 September 2022.  

Viral Pertamax Dituding Bikin Mesin Mobil Rusak, Pertamina Beberkan Hasil Uji Lab Lemigas

Dia menjabarkan, selama ini, dasar perhitungan harga minyak yang dilakukan Pemerintah, berkiblat pada tren harga minyak Brent dan Texas. Jelas itu harga pasar dan jika itu dijadikan patokan, pasti harga BBM disesuaikan.

Kilang minyak Rusia di Usinsk

Photo :
  • AP Photo/Dmitry Lovetsky
Bersahabat Dekat dengan Trump, Putin Optimis Hubungan Rusia-AS Bakal Mencair

Mukhaer pun menyarankan agar lembaga atau instansi Pemerintah terkait mencari sumber minyak internasional yang berasal dari Rusia. Selain murah, juga stok ketersediaan yang masih aman dan tidak takut dengan sanksi embargo Amerika Serikat.

"Kalau mencari sumber minyak internasional yang lain, misalnya, minyak mentah Rusia, saya kira jauh lebih murah. Bisa menyamai harga yang dipatok dalam APBN 2022, yakni US$62 per barel. Di sisi lain, supply dari Rusia juga tidak kurang. Bahkan, China dan India menjadi pengimpor terbesar dari Rusia," tambah nya.

Minyak mentah dari Rusia diyakini dapat melonggarkan kemacetan rantai pasok pasar global dan meredam lonjakan harga. Pengiriman jalur laut ke China retata mencapai 1 juta barel per hari, naik sepanjang 2022 sebanyak 600.000 barel per hari. Rusia mengirimkan 600.000 barel per hari dalam 4 pekan hingga 17 Juni, naik dari 25.000 barel per hari. 

Menurut Mukhaer yang juga merupakan Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah menyebut dengan dinaikkan harga BBM, maka Pemerintah seharusnya mencabut PPN sebesar 11 persen BBM. Dengan demikian, jika dicabut PPN, harga BBM kembali murah. 

Selain itu, dirinya juga memberikan saran kepada Pemerintah agar bantuan langsung tunai (BLT) diserahkan bukan kepada Kepala Rumah Tangga, tapi kepada Ibu Rumah Tangga (IRT). Sebab, perempuan lebih efektif dan tepat manfaat dibanding suami atau laki-laki.

Harga BBM.

Photo :
  • VIVA.

"Pemanfaat untuk aktivitas ekonomi rumah tangga lebih konsen jika ditangani IRT. Selain itu, lakukan cara tanggung-renteng. Model saling-mengawasi secara berkelompok, Model ini diyakini lebih produktif," ucap Mukhaer di Jakarta. 

Mukhaer juga berharap kepada Pertamina maupun kementerian untuk melakukan komunikasi publik dan edukasi seputar pengalihan anggaran subsidi BBM. Agar tepat sasaran dengan bantuan sosial (Bansos) sehingga masyarakat menjadi lebih tenang dan optimis pascakenaikan harga BBM. 

Di tempat terpisah, pandangan serupa juga datang dari Pengamat isu-isu strategis, Prof Imron Cotan menyampaikan bahwa dirinya meyakini kalau Pemerintah sudah memiliki perangkat yang kuat untuk menghadapi sejumlah dampak penyesuaian harga BBM. 

Bahkan beberapa gejolak yang terjadi hanya akan menjadi masalah yang kecil saja serta akan mampu dihadapi bersama-sama. 

“Selain itu riaknya hanyalah kecil dan bisa kita hadapi bersama. Sehingga bisa lebih terkendali melihat situasi sekarang ini,” katanya.

Salah satu langkah paling tepat yang sudah dilakukan oleh Pemerintah memang adalah dengan mengganti subsidi. Yang, sebelumnya berbasis barang menjadi berbasis perorangan sehingga menjadi jauh lebih tepat sasaran.

VIVA Militer: Jet tempur F-35 Lightning II militer Korea Selatan (Korsel)

Korsel Kirim Jet Tempur saat 11 Pesawat Militer China dan Rusia Masuki Zona Pertahanan Udaranya

Sebanyak 11 pesawat militer China dan Rusia memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korea Selatan, pada Jumat, 29 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024