Pengeluaran Turis di Indonesia Masih Minim, Ini Pesan Luhut
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar
VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, upaya optimalisasi di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) masih harus ditingkatkan. Destinasi yang dimaksud yakni Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Likupang,
Sebab, jika dilihat dari rata-rata 'length of stay' atau lamanya waktu tinggal para wisatawan atau turis di DPSP Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang saat ini dinilai sudah cukup baik yakni sekitar 3-5 hari.
"Sementara itu (length of stay) di Borobudur dan Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari," kata Luhut dalam telekonferensi, Jumat 9 September 2022.
Selain itu, Luhut juga menjelaskan bahwa rata-rata expenditure atau pengeluaran belanja wisatawan asing di DPSP Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan likupang saat ini berada di angka US$500-US$1.000 per kunjungan.
"Sedangkan di Danau Toba, pengeluaran wisatawan masih terbilang minim," ujarnya.
Luhut Ungkap Aspek yang Perlu Diperbaiki
Untuk itu, Luhut mengatakan, pemerintah perlu melakukan optimalisasi pada sektor pariwisata, khususnya dari sisi aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Dimana, sumber dananya tidak bisa hanya mengandalkan dari APBN dan APBD saja, melainkan tentunya dari investasi baik investasi dalam negeri maupun asing.
"Sejauh ini realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai Rp 5,31 triliun pada 2020 hingga kuartal I-2022," ujarnya.
Diketahui, manfaat pariwisata bagi pemerintah daerah, misalnya pada event MotoGP Mandalika Februari 2022 lalu, telah memberi multiplier effect bagi ekonomi lokal hingga mencapai Rp 606 miliar.
Kemudian, terdapat 24.768 kamar yang juga banyak dihuni oleh tamu-tamu, di mana potensi jumlah penonton juga mencapai 100.000 orang. Sementara, pemerintah mengklaim hanya mampu memenuhi 25 persen kebutuhan kamar tersebut, sehingga menjadi contoh potensi yang perlu dicermati dan dioptimalkan ke depannya.