BBM Naik, Inflasi 2022 Diproyeksi Meroket hingga 7 Persen

Ilustrasi harga BBM.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA Bisnis – DBS Group Research memproyeksikan, naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa mengerek inflasi pada akhir 2022 ada di kisaran 6,5 persen hingga 7 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Senior Economist DBS Eurozone, India, Indonesia Radhika Rao mengatakan, analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa skala penyesuaian harga akan memberikan dampak tidak langsung besar terhadap inflasi setahun penuh. Yaitu sebesar 94 basis poin (bps) hingga 100 bps.

"Dengan dampak bersih tambahan sebesar 50-60 bp karena kenaikan harga bahan bakar merembes ke sub-segmen lain. Termasuk makanan, biaya transportasi dan segmen terkait lain, selama 3-6 bulan ke depan," kata Radhika dalam laporannya, Selasa, 6 Agustus 2022.

Ilustrasi komoditas pangan mendorong inflasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Radhika menjelaskan, dari Januari-Agustus 2022, inflasi IHK (Indeks harga Konsumen) utama rata-rata 3,5 persen secara tahunan. Hal itu sesuai dengan perkiraan setahun penuh DBS Group Research, yaitu 4 persen.

"Dengan memperhitungkan pemotongan subsidi, DBS Group Research memperkirakan inflasi utama pada akhir 2022 mengarah ke angka 6,5 persen hingga 7 persen secara tahunan. Dan menaikkan rata-rata setahun penuh ke 5,0 persen," ucapnya.

Selain itu, dalam laporan tersebut DBS Group Research juga menaikkan inflasi rata-rata 2023 menjadi 3,8 persen dari sebelumnya 2,7 persen. Itu dikarenakan indikasi tinggi pada paruh pertama 2023, dan penurunan didorong oleh unsur basis pada paruh kedua tahun ini.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite dari harga semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

BI Optimis Inflasi RI hingga Akhir 2024 Capai Target Sasaran

Bank DBS Indonesia.

Photo :
  • dbs.com

"Tanggal 3 September 2022 pukul 13.30 pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter. Sementara solar subsidi yang tadinya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter," ujar Arifin.

Harga Emas Naik, BPS Ungkap Biang Keroknya

Arifin menjelaskan, untuk harga Pertamax non subsidi yang tadinya Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti

Warisan Terakhir Jokowi ke Prabowo, Ekonomi Indonesia Kuartal III-2024 Tumbuh 4,95 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 tumbuh sebesar 4,95 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024