Dukung Operasi, Subholding Gas Pertamina Suplai Gas ke RU V Balikpapan
- Dok. Pertamina
VIVA Bisnis – PT Pertagas Niaga sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas dengan PT Kilang Pertamina Internasional. President Director Pertagas Niaga, Aminuddin menjelaskan, hal ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan Selatan.
Pertagas Niaga akan menyuplai gas dari regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) untuk keperluan RU V, yang diperoleh dari Filling Station LNG di Bontang dan akan diangkut ke Balikpapan.
"Kami senang punya peran dalam mendukung kelancaran operasi RU V Balikpapan dengan suplai gas berbasis LNG. Selain sinergi ini membuktikan kesadaran pemanfaatan gas sebagai energi transisi dapat berguna di berbagai bidang," kata Aminuddin dalam keterangannya, Jumat 2 September 2022.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 2 September 2022: Global Naik, Antam Amblas
Pengangkutan LNG ini memiliki kontrak satu tahun dengan PT Patra Logistik, yang akan secara rutin membawa LNG setara 2 MMSCFD mulai September 2022. Suplai gas ini untuk mendukung kebutuhan gas kilang RU V, selama pipa gas Senipah-Balikpapan dalam masa konstruksi.
Vice President Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Sani Dinar Saifuddin menyatakan, kerja sama ini berkontribusi besar sebagai salah satu obyek vital nasional ini. Pasokan gas dari Pertagas Niaga ini diharapkan dapat memberikan efisiensi untuk RU V Balikpapan.
"Sebagai bentuk sinergi serta sesuai dengan semangat dalam penerapan nilai-nilai AKHLAK," kata Sani.
Hal senada juga disampaikan oleh Subholding Gas Pertamina. CEO PGN Subholding Gas Pertamina, M. Haryo Yunianto mengatakan, M dari sinergi ini tercipta suatu kolaborasi yang positif.
"Yakni menghasilkan suatu nilai tambah atau efisiensi dalam penyediaan pasokan gas untuk pengoperasian kilang," ujar Haryo.
PTGN sejak 2015 telah menjadi pelopor dalam suplai LNG retail di Indonesia, yang dimulai di wilayah Kalimantan Selatan. Saat ini suplai LNG PTGN menyebar hingga Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, guna mendukung diversifikasi dan pemerataan akses energi dengan total volume suplai 300.000 MMBTU/ bulan.