Pengamat: Ada Masyarakat yang Membutuhkan dari Penyesuaian Harga BBM
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Pemerintah berencana untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi karena tekanan terhadap APBN semakin lama semakin besar. Namun, sekitar 80 persen masyarakat yang menikmati subsidi BBM adalah orang-orang mampu, sementara 20 persennya adalah masyarakat kurang mampu.
Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, ketika ada penyesuaian harga BBM memang pasti ada dampak inflasinya.
"Hal ini yang harus dijaga melalui mekanisme pengalihan anggaran yang sebelumnya difokuskan pada subsidi energi, dibalikkan prioritasnya kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan," kata Fithra dalam keterangannya, Kamis 1 September 2022.
Baca juga: Sebar Bansos BBM Rp 600 Ribu, Stafsus Mensos: Tekan Pengeluaran Rakyat
Dia mengatakan, Indonesia juga sudah tidak lagi menjadi produsen minyak, melainkan importir minyak, karena kebutuhan nasional jauh lebih besar dari kuota yang tersedia.
"Dari pengalihan subsidi BBM nanti bisa dibangun infrastruktur, investasi ke pendidikan, yang mana jauh lebih prioritas dibanding membakar subsidi di jalan," ujarnya.
Fithra menambahkan, Presiden Jokowi pun konsisten memberikan bantuan sosial yang pastinya akan bertambah terus. Namun, ada kecenderungan ketika masyarakat diberikan bantuan dana, mereka akan langsung konsumtif yang pada akhirnya tidak berpikir jangka panjang.
"Hal yang bisa diperbaiki sekarang adalah bagaimana memperbaiki data, bagaimana agar masyarakat tidak terkena dampak paling parah," kata Fithra.
"Kemudian bagaimana menjaga anggaran negara agar tidak terlalu terbebani. Pilihan ini tidak mudah, tapi harus sudah dipikirkan oleh pemerintah," ujarnya.