Strategi Sri Mulyani Kejar Target Defisit APBN 2023 di 2,85%

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di bawah 3 persen atau 2,85 persen. Hal itu sesuai dengan RAPBN 2023 yang sudah disampaikan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Ucapan Selamat Jokowi setelah Khofifah-Emil Menang Versi Quick Count

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, untuk mencapai defisit di bawah 3 persen itu terdapat beberapa strategi yang akan dilakukan oleh pemerintah.

"Sesuai mandat UU 2/2020 untuk kembali pada defisit di bawah 3 persen dan sesuai dengan UU keuangan negara. Strategi untuk menurunkan defisit 3 persen selain kepatuhan terhadap UU, menjaga disiplin juga menjadi sangat tepat," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu 31 Agustus 2022.

Ahmad Luthfi-Taj Yasin Kalah di Tempat Jokowi Nyoblos

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Ia menjelaskan, saat ini, pemerintah tengah dihadapkan pada kecenderungan kenaikan suku bunga yang ekstrem. Kemudian, inflasi tinggi, dan dari kenaikan suku bunga telah menciptakan kenaikan cost of fund yang signifikan.

Ahmad Luthfi-Taj Yasin Keok di TPS Jokowi Nyoblos

"Sehingga kita harus memproteksi APBN tidak terlalu terekspos dengan size defisit yang manageable (bisa diatur)," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan defisit anggaran di APBN 2023 sebesar 2,85 persen terhadap PDB atau Rp 598,2 triliun. Hal itu karena mencermati kebutuhan belanja negara dan optimalisasi pendapatan negara.

"Defisit anggaran tahun 2023 merupakan tahun pertama kita kembali ke defisit maksimal 3 persen terhadap PDB," kata Jokowi dalam Pidato RAPBN 2023 beserta Nota Keuangannya.

Untuk, defisit APBN tersebut akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati, dengan menjaga keberlanjutan fiskal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya