10 Tahun Tak Kunjung Dibangun, Bupati Evaluasi Izin PLTA Kayan

PLTA Kayan Kalimantan Utara.
Sumber :
  • Dokumentasi PT Kayan Hydro Energy (KHE).

VIVA Bisnis – Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) menyoal tak kunjung direalisasikan pembangunan Pembangkit Lisrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan. Padahal ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Kepala BNN: Lubang Jembatan Jadi Tempat Transaksi Baru Peredaran Narkoba

10 tahun telah mendapatkan izin, namun PLTA yang memaksimalkan sumber daya alam (SDA) ini tak juga dibangun. Bupati Kabupaten Bulungan, Syarwani menegaskan izin PLTA Kayan harus dievaluasi.

"Sampai saat ini, kita belum mendapatkan bukti administrasi, sejauh ini, kita tidak pernah memegang dokumen mereka. Bahkan tidak pernah diperlihatkan," katanya.

Selain Dianiaya, Sepatu dan Ponsel Siswa SMA di Jaksel Juga Dirampas Kakak Kelas

Ilustrasi pembangunan PLTA.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Syarwani menerangkan dalam izinnya, PLTA Kayan dibangun oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) ini akan menggunakan aliran sungai Kayan, dengan membangun 5 bendungan. Masing-masing dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungan.

Jalankan Mandat Hilirisasi, MIND ID Kebut Proyek Strategis

Tahap pertama PLTA Kayan akan menghasilkan 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

Hingga kini agenda tersebut belum juga terealisasi. Padahal sudah 10 tahun lebih direncanakan. Sedangkan pembangunan di lapangan, masih ada izin yang belum lengkap.

"Minimal ada bukti yang menjadi pegangan ketika kami ditanya. Fotocopy dokumen saja tidak ada diberikan kepada kami. Kemudian realisasi di lapangan katanya sudah ada gudang bahan peledak, namun saya belum pernah melihatnya," ujarnya.

Pemkab Bulungan sudah beberapa kali melakukan evaluasi pada PLTA tersebut, namun perusahaan pemegang izin tak juga bergerak melanjutkan pembangunan.

Syarwani menyebut, pihaknya sangat berharap pembangunan PLTA segera direalisasikan. Setelah dicek dan dievaluasi berulang kali, ternyata ada izin yang juga belum selesai di kementerian terkait. Sedangkan izin yang dikeluarkan Pemkab sudah selesai sejak 10 tahun lalu.

"Kita memiliki tim investasi daerah, progres PLTA itu juga masih terus dilakukan evaluasi. Tapi tidak semua berkaitan dengan perizinan  ada di kabupaten. Harus update melalui kementerian lembaga yang terkait juga," jelasnya.

Dia menyayangkan keterlambatan itu, padahal Pemkab Bulungan komitmen terhadap percepatan agenda itu.

"Kita juga mengupdate kegiatan yang sudah mendapatkan perizinan prinsip dalam hal ini izin lokasi (saat ini disebut PKKPR atau Persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang)," ujarnya.

Agenda ini menjadi perhatian serius, bahkan jauh sebelumnya, tepatnya akhir 2021 lalu,  Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Panjaitan, saat kunjungannya di Kaltara menegaskan, siapa pun yang memiliki konsesi untuk pengembangan, namun lama tak berprogres lebih baik izinnya dicabut.

Taman nasional Kayan.

Photo :
  • U-Report

"Sudah berkali-kali dievaluasi, masih terganjal sana-sini. Ada kewenangan dari Pemerintah Pusat juga. Mau tidak mau, evaluasi lagi," ungkapnya

Progres 30 Persen

Terpisah, Direktur Operasional KHE Khaeroni memastikan pembangunan PLTA Sungai Kayan, Bulungan, berjalan sesuai jadwal dan lancar.

"Sementara ini, Alhamdulillah pembangunan proyek PLTA terbesar di Asia Tenggara ini sesuai jadwal. Proses pengerjaan, kini tengah menuju perluasan seperti pembangunan jalan," kata Direktur Operasional PT. KHE Khaeroni di Hotel Lominor Tanjung Selor, Sabtu.

PLTA Sungai Kayan dan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Pantai Tana Kuning-Mangkupadi adalah dua PSN yang ada di Kaltara yang mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi sehingga beberapa kali ke Kaltara khusus meninjau kemajuannya.

Ia menjelaskan kemajuan pembangunan, yakni pihaknya tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.

"Selama 11 tahun PT KHE tidak pernah berhenti bekerja. Semua proses kita jalani. Mulai dari survei lokasi, desain hingga mengurus perijinan yang jumlah mencapai puluhan izin. Bila ditanya berapa persen, sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30 persen," jelasnya. 

PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan rampung pada tahun 2026. "Diupayakan tahun 2025 jika kondisi lancar. Kenapa? Karena pembangunan PLTA ini sangat tergantung cuaca. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi di lapangan," kata Khaeroni.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya