Naik 41,3%, Laba Bersih BSI Semester I-2022 Capai Rp 2,13 Triliun

Logo Bank Syariah Indonesia (BSI)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Bisnis – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan dan berkualitas pada paruh pertama tahun ini. Hingga akhir kuartal II-2022 atau sepanjang Semester I-2022, BSI membukukan laba bersih mencapai Rp 2,13 triliun atau tumbuh 41,31 persen secara tahunan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang solid pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan. Sehingga bertumbuh sehat dan intermediasi yang terus membaik.

Hal tersebut mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digit menjadi Rp 2,13 triliun per Juni 2022.

117.860 UMKM Sudah Masuk Ekosistem Digital PaDi UMKM, Transaksi Capai Rp 7 Triliun

“BSI semakin optimistis bahwa dengan dukungan berbagai pihak kepada BSI akan semakin memperkokoh kinerja perseroan sehingga pada akhir tahun nanti capaian perseroan akan dapat memenuhi target yang diharapkan," kata Hery dalam keterangannya, Jumat 26 Agustus 2022.

Konferensi pers kinerja Bank Syariah Indonesia hingga Kuartal II-2022.

Photo :
  • Dok. BSI
Bantu Pemerintah Capai NZE pada 2060, Telkom Indonesia Lakukan Ini

Selain itu, jelasnya, berbagai aksi korporasi yang akan dilakukan perseroan pada tengah tahun ini juga menjadi salah satu strategi untuk menguatkan BSI dari sisi aspek permodalan.

Kinerja positif itu juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 244,66 triliun atau tumbuh 13,07 persen. Proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito.

"Kepercayaan masyarakat terhadap tabungan BSI menghantarkan tabungan BSI berada pada posisi top 5 industri perbankan nasional," jelasnya.

Adapun tabungan wadiah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat karena bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang modern dan mudah diakses. Sedangkan dari sisi bank menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi bagi hasil.

Kinerja positif juga didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat. Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55 persen.

Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen. Kemudian pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen dan gadai emas tumbuh 20,07 persen

"Raihan ini juga didukung NPF (non performing financing) Nett sebesar 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen," ujarnya.

Hery melanjutkan, kinerja yang solid dan sehat juga ditunjukkan dari pertumbuhan aset sebesar 12,46 persen secara yoy menjadi Rp 277,34 triliun. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.

“Untuk ke depannya, BSI akan fokus pada investasi berkelanjutan serta pengembangan islamic ecosystem sesuai dengan semangat ekonomi hijau berlandaskan ESG yang saat ini sedang diperkuat oleh pemerintah dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital sejalan semangat transformasi di tubuh BSI,” terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya