Eks Wamen ESDM: Kendaraan Listrik Optimal jika Pakai Energi Hijau
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA Bisnis – Mantan wakil menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kini menjabat Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Arcandra Tahar, mengatakan pemanfaatan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) baru benar-benar bisa optimal, apabila penggunaan 'green energy' dilakukan secara menyeluruh.
Sebab, ekosistem 'green energy' harus terbentuk di segala lini dari hulu hingga hilir, supaya sirkulasinya terbentuk sesuai konsep energi hijau tersebut.
"Electric vehicle bagus karena lebih green--itu betul--tapi dengan syarat bahwa listriknya juga dari 'green energy'," kata Arcandra saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 18 Agustus 2022.
Namun, katanya, apabila listrik yang digunakan untuk kendaraan listrik tersebut masih berasal dari batu bara, maka hal itu hanya seperti memindahkan konsentrasi polutan dari sebelumnya di jalanan ke PLTU-PLTU batu bara.
Di sisi lain, Arcandra mengatakan, kecenderungan yang ada pada masyarakat global dalam pemanfaatan fosil sebagai bahan bakar, masih sangat dominan. Meskipun pada awal pandemi volume penjualan minyak itu sempat menurun di pasar global, yang membuat banyak lapangan minyak dijual akibat adanya persepsi 'permanent damage' akibat COVID-19, belakangan kondisi tersebut kembali naik.
Bahkan, katanya, sampai saat ini belum ada tanda-tanda penurunan volume penjualan minyak di pasar global, karena harganya pun terus bergejolak dalam beberapa waktu terakhir.
"Kapan tanda tanda menurun? Belum ada tanda-tandanya. OPEC memprediksikan turun pada 2040, tapi pada saat turun itu sudah 110 juta barel per day, naik 10 persen dari sekarang. Jadi jangankan turun, maka di 2045 naik lagi," kata Arcandra.
Di sisi lain, saat ini wacana soal pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) juga kembali mencuat, seiring opini-opini soal tren meninggalkan energi fosil. Namun, Arcandra juga mempertanyakan apakah saat ini EBT sudah mampu menggantikan posisi energi fosil.
"Orang bicara, kita itu sudah tidak butuh (energi) fosil, sehingga semuanya euforia soal EBT. Kalau mau semuanya EBT, pertanyaan pertama, mampukah EBT menggantikan fossil fuel? Apalagi, data mengatakan bahwa mobil listrik hanya menggantikan 6 juta barel per day di tahun 2040 nanti," ujarnya.