LPEI Siap Beri Dukungan Keuangan Kepada UKM Untuk Masuk ke Ekspor
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA Bisnis – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, memberikan dukungan berupa layanan finansial dan non-finansial kepada pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berorientasi ekspor.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald mengatakan, LPEI dalam hal ini memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor.
"Khusus untuk layanan non-finansial, kami dapat memberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing hand holding program dan desa devisa,” kata Gerald dalam keterangan dikutip, Minggu 14 Agustus 2022.
LPEI jelasnya, memberikan jasa konsultasi kepada UKM berorientasi ekspor dalam rangka meningkatkan eksportir baru, nilai ekspor nasional, dan juga daya saing produk/komoditas Indonesia.
Coaching Program for New Exporter (CPNE) merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun. Sampai dengan Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eksportir baru.
Selain CPNE, LPEI memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Hand Holding Program (business matching), yang merupakan program percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI. Dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional.
Melalui program ini, lebih dari 50 UKM telah berhasil memperluas akses pasarnya ke mancanegara. Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (cluster) petani/pengrajin/koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor.
Gerald menjelaskan, sampai dengan posisi Juni 2022 LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan sembilan komoditas unggulan (kakao, kopi, beras, garam, rumput laut, kerajinan, tenun, gula semut dan lada hitam). Juga telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani atau pengrajin.
Sementara itu, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengajak seluruh jajarannya untuk memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM.
“Jika UMKM pasar nya di luar negeri, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan membantu sampai ekspor dan ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Inilah yang disebut kolaborasi, karena UMKM perlu dibantu di semua front, jangan dibebani tapi dibantu,” ujarnya.