Penerimaan Naik, Sri Mulyani Sebut Bekal Hadapi Guncangan Ekonomi
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA Bisnis – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan, instrumen APBN menjadi sangat penting dalam menjaga pemulihan ekonomi nasional saat ini.
Apalagi, kinerja APBN sampai Juli 2022 juga cukup baik. Di mana, penerimaan negara baik yang berasal dari pajak, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tercatat mengalami kenaikan yang sangat kuat mencapai sekitar 53 persen.
"Kinerja ini tentu akan kita gunakan sebagai bekal untuk menangani berbagai shock yang terjadi di dalam perekonomian kita, yang berasal dari gejolak geopolitik, dari disrupsi supply, dan juga kenaikan inflasi yang menyebabkan terjadinya pengetatan di berbagai negara," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Jumat 12 Agustus 2022.
Sampai saat ini APBN diakui Sri Mulyani terus memberikan manfaat sebagai 'shock absorber'. Yakni mengurangi hantaman yang berasal dari aspek global. Agar tidak terlalu memengaruhi perekonomian dan masyarakat secara lebih berat.
Meski demikian, menkeu memastikan bahwa tentunya pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak hanya didukung oleh aspek fiskal saja, melainkan juga dari sisi moneter.
Karenanya, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia juga terus bersama-sama menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang terus dikombinasikan demi menjaga perekonomian nasional.
"Termasuk, selama ini BI terus mendukung dengan SKB I, SKB 2, dan SKB 3, yang sangat efektif membantu fungsi pemerintah melalui APBN dalam menstabilkan dan memulihkan ekonomi," ujarnya.
Selain fiskal dan moneter, lanjut Sri Mulyani, kita juga memahami bahwa peranan sektor keuangan sangat penting dalam menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi itu sendiri.
"Sektor keuangan Indonesia merupakan fungsi intermediasi yang sangat penting di dalam menghubungkan antara mereka yang memiliki dana dan mereka yang membutuhkan dana," ujarnya.