Beban APBN Berat, Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan BBM

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Pertamina untuk mengendalikan bahan bakar minyak (BBM), kepada masyakat. Hal itu karena di tahun ini anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sangat di bebani oleh subsidi energi khususnya BBM.

Prabowo Cetak Sejarah: Utamakan Pendidikan dalam APBN

Sri Mulyani mengatakan, beban itu ditanggung APBN karena meningkatnya harga minyak dunia. Sebab jelasnya, harga minyak telah terdeviasi atau menyimpang dari aturan, di mana asumsi sebesar US$63 per barel menjadi US$100 per barel.

"Dan nilai tukar yang dari 14.350 (per dolar AS) terkoreksi 14.875. Kemarin saya sampaikan sekali lagi anggaran untuk subsidi terutama untuk minyak yaitu pertalite. Solar itu kita akan menghadapi tekanan dari perubahan nilai tukar dan deviasi harga minyaknya serta volume yang meningkat," ujar Sri Mulyani dalam APBN KITA, Kamis 11 Agustus 2022.

Menteri UMKM Kasih Sinyal Sri Mulyani Setujui Insentif PPh Final UMKM Diperpanjang

Pertalite habis di SPBU di Jabodetabek.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Ani begitu sapaan akrabnya menjelaskan, tahun ini Pemerintah telah menambah subsidi dan kompensasi energi untuk BBM, gas, dan listrik. Dengan keseluruhan total mencapai Rp502 triliun, dengan subsidi yang paling banyak menerima yaitu Pertamina.

Ahli ITB Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Kendaraan yang Viral di Cibinong

"Makanya saya sampaikan Pertamina diminta untuk mengendalikan, agar APBN kita tidak mengalami tekanan tambahan. Anggaran untuk subsidi minyak dalam hal ini dan elpiji serta listrik sudah mencapai Rp502 triliun," jelasnya.

Dia lebih lanjut menyebutkan, untuk anggaran kompensasi energi telah melonjak tinggi yang mana di 2021 sebesar Rp48 triliun saat ini mencapai Rp293 triliun.

"Dari Rp293,5 triliun ini kita sudah cairkan Rp104,8 triliun, bayangkan tahun lalu semester I kita belum bayar serupiah pun buat kompensasi. Tahun ini satu semester kita sudah bayarkan Rp104,8 triliun, ini lah yag disebut shock absorber menahan harga tidak naik," terangnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • istimewa

Sedangkan pada subsidi jelasnya juga meningkat dari Rp99,6  triliun ke Rp116,2 triliun. Untuk subsidi itu diantaranya, mulai dari BBM, LPG, listrik, hingga pupuk. 

"BBM, LPG, listrik dan pupuk ini, Pemerintah tahan gunacangan harga yang sangat tinggi di global dan tidak diubah di dalam negeri. Ini menyebabkan kenapa belanja subsidi naik jadi Rp116,2 triliun hanya dalam satu semester. Semester ini juga masih sangat tinggi buat kompensasi, " imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya