Sandi Ingatkan Usaha Kuliner Atur Strategi Antisipasi Harga Mie Instan
- Dokumentasi Kemenparekraf.
VIVA Bisnis – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno minta, pelaku usaha ekonomi kreatif kuliner yang menjual mie instan untuk menyiapkan strategi dan inovasi menghadapi tantangan ke depannya.
Salah satu tantangan tersebut kata Sandiaga, adalah harga mie instan diperkirakan akan merangkak naik sebesar tiga kali lipat akibat perang di Ukraina. Di mana itu diakibatkan oleh meningkatnya harga gandum global.
"Anak kost siap-siap! Dan untuk pelaku ekonomi kreatif kuliner yang berjualan mie instan, siapkan strategi dan inovasi!," tulis Sandiaga pada Instagramnya dikutip VIVA, Rabu 10 Agustus 2022.
Sandiaga menjelaskan, itu terjadi karena dampak dari ketidakstabilan ekonomi global akibat pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia-Ukraina. Karena dengan hal tersebut mengakibatkan lonjakan harga gandum termasuk mie instan dan turunannya.
"Bukan tanpa sebab, karena kedua negara tersebut merupakan penyuplai hampir 30-40 persen produksi gandum dunia," jelasnya.
Adapun dengan kondisi itu, Sandiaga meminta agar masyarakat tidak pasrah. Justru saat ini adalah momentum untuk mengoptimalkan sumber pangan.
"Dan berbagai produk ekonomi kreatif lokal sehingga kita tidak terus menerus ketergantungan dengan bahan baku impor!," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dampak perang dari Rusia-Ukraina salah satunya adalah kenaikan harga mie instan. Dalam hal ini dia memperkirakan mie instan akan naik tiga kali lipat.
"Hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya naik tiga kali lipat," ujar Syahrul beberapa waktu lalu.
Ia menekankan, kenaikan harga mie instan otomatis akan terjadi karena bahan baku mie instan sangat bergantung pada impor. Meski demikian, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun, adanya konflik global menimbulkan masalah pada rantai pasok yang secara langsung memengaruhi harga gandum semakin mahal.
"Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju" terangnya.