Inflasi Juni 2022 Tertinggi Sejak 2015, Kemenkeu: Jaga Harga Pangan
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bisnis – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan, akan terus mewaspadai risiko inflasi yang saat ini tengah menerpa beberapa negara. Hal itu terjadi karena ketidakpastian global yang terjadi akibat dari tingginya harga komoditas dunia.
Saat ini untuk inflasi Indonesia pada Juli 2022 sebesar 4,94 persen secara year on year (yoy). Fabrio mengatakan itu didorong utamanya oleh makanan, minuman, dan tembakau khususnya melalui hortikultura.
"Inflasi adalah risiko yang harus terus kita waspadai. Saat ini inflasi di Indonesia masih relatif terkendali dibandingkan dengan banyak negara," ujar Febrio dalam telekonferensi, Senin 8 Agustus 2022.
Baca juga:Â Ekonomi RI Tumbuh Baik Kuartal II-2022, Erick Thohir Ungkap Peran BUMN
Febrio mengatakan, dari dorongan tersebut pada komoditas hortikultura dan komoditas pangan akan terus dijaga oleh Pemerintah.
"Sehingga ke depan dengan terjaganya supply dari hortikultura ini, kita harapkan inflasi kita bisa lebih terkendali lagi," jelasnya.
Adapun dengan inflasi RI yang mencapai 4,9 persen di Juli 2022 dia berharap, dengan inflasi yang meningkat itu di bulan-bulan ke depan tidak tinggi. Dan Pemerintah akan terus mendorong inflasi turun hingga akhir 2022.
"Tetapi ini risiko yang harus kita jaga bersama-sama dan koordinasi di tingkat pemerintah dari pusat daerah, maupun juga masyarakat ini juga harus diperkuat. Sehingga sumber-sumber risiko dari tingkat inflasi ini bisa kita kendalikan bersama-sama," terangnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juli 2022 secara bulanan sebesar 0,64 atau 4,94 persen secara tahunan (year on year). Dalam hal ini inflasi 4,94 persen menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pemantauan itu dilakukan di 90 kota di Indonesia. Di mana untuk penyumbang inflasi Juli 2022 berasal dari kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit.
"Berdasarkan tingkat inflasi tahun kalender pada Juli 2022 sebesar 3,85 persen, sementara tingkat inflasi tahun ke tahun Juli 2022 sebesar 4,94 persen. Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober tahun 2015," ujar Margo, Senin 1 Agustus 2022.
Margo menjelaskan, untuk inflasi tertinggi Juli 2022 ada di kota Kendari sebesar 2,27 persen. Inflasi itu disebabkan oleh tarif angkutan udara sebesar 0,75 persen, ikan layang dan ikan benggol 0,19 persen, dan bawang merah dengan andil 0,15 persen.