Larangan Ekspor CPO Bikin PNBP BLU Semester I-2022 Turun
- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA Bisnis – Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menyebutkan, penerimaan badan layanan umum (BLU) semester I-2022 mencapai Rp45,8 triliun atau 43,3 persen dari target semula Rp105,8 triliun. Dari angka tersebut maka penerimaan BLU semester I ini mengalami penurunan.
Isa mengatakan, penyebab penurunan itu dikarenakan adanya pelarangan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang sempat diberlakukan Pemerintah beberapa waktu lalu.
"Ini satu-satunya kelompok PNBP yang mengalami penurunan. Karena ini dampak dari sawit dan turunannya sempat dilarang untuk ekspor dan itu tentu berdampak pada penerimaan BLU kelapa sawit," ujar Isa dalam Media Briefing Capaian PNBP Semester I, Kamis 4 Agustus 2022.
Dia menjelaskan, untuk sumber pendapatan BLU diantaranya berasal dari pelayanan rumah sakit, perguruan tinggi, jasa penyelenggaraan komunikasi, layanan perbankan, serta kelapa sawit.
Adapun dengan hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Pemerintah agar lebih selektif dalam menentukan layanan-layanan publik yang berbayar.
"Jadi kita juga mulai menyeleksi Ini yang mana yang benar-benar harus bayar mana yang menjadi layanan publik," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga Kemenkeu, Wawan Sunarjo mengatakan hingga Semester I-2022 realisasi pendapatan BLU menurun sebesar 24 persen dari periode yang sama di tahun anggaran 2021.
Penyebab penurunan itu utamanya dipicu oleh dana perkebunan kelapa sawit, jasa perbankan dan pengelolaan kawasan otorita.
Wawan merinci, pada pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit hingga Semester I-2022 sebesar Rp 25,22 triliun secara year on year (yoy). Di mana angka tersebut jelasnya turun 35,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 yakni sebesar Rp39,07 triliun.
Hal itu sebab di 2021 volume ekspor sawit RI mencapai 16,18 juta metrik ton. Sedangkan di 2022 volume ekspor hanya sebesar 11,57 juta metrik ton.