Menko Airlangga Pede Ekonomi RI Tumbuh hingga 5,9 Persen pada 2023

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIA Bisnis– Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 ada di kisaran angka 5,2 persen.

7 Strategi Cerdas untuk Mengubah Krisis Ekonomi 2025 Menjadi Peluang

Hal itu dikatakan Airlangga pada acara Economic Outlook 2022 'Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global PascaPandemi' hari ini.

"Dan diharapkan di tahun 2023 kita bisa tingkatkan antara 5,3 persen sampai 5,9 persen," kata Airlangga, Selasa, 2 Agustus 2022.

OJK Sebut Pilkada 2024 Bakal Beri Dampak Positif ke Ekonomi Lokal

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/properti.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Dia mengatakan, dalam hal ini Pemerintah menaruh beberapa perhatian diantaranya pada pengendalian pandemi, kebijakan ekonomi fiskal dan moneter juga terkait penciptaan lapangan kerja.

Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

"Beberapa hal yang kita lihat emerging market masih tumbuh 4,2 persen. Pertumbuhan Indonesia relatif masih baik, World Bank sendiri masih memproyeksikan pertumbuhan kita masih 5,3 persen sedangkan IMF lebih tinggi di 6 persen," jelasnya.

Selain itu, dia menilai penanganan COVID-19 di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Karena rata-rata kasus positif di Indonesia hanya sebesar 5.000 orang, dan negara lainnya jauh lebih tinggi dari Indonesia.

"Bandingkan dengan jepang yang sudah di atas 100 ribu, AS sendiri di atas 120 ribu, negara-negara eropa Prancis di atas 90 ribu seven days moving average," paparnya.

Maka dari itu, jika secara global Indonesia relatif lebih baik dari negara lainnya. Dan Indonesia jelasnya saat ini terbantu dengan adanya kenaikan harga komoditas, sebab Indonesia merupakan negara eksportir.

Menko Ekonomi Airlangga Hartarto.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Sementara itu, Airlangga mengatakan tantangan yang saat ini sedang dihadapi berbagai negara termasuk Indonesia adalah dari munculnya varian COVID yang baru.

"Kemudian timbulnya persoalan geopolitik ke depan, perubahan iklim. Dan kita lihat juga kenaikan suku bunga seberapa jauh itu akan transmisi ke dalam negeri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya