Bumi Resources Catat Laba US$168 Juta Pada 2021

RUPST Bumi Resources Tbk.
Sumber :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

VIVA Bisnis – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mengesahkan neraca dan perhitungan laba rugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.

BUMI Resources Bukukan Laba Bersih Rp 1,85 Triliun hingga Kuartal III-2024

Direktur PT Bumi Resources Tbk, Sri Damayanti menyampaikan, perseroan telah membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$168.018.153.

Namun, Sri menegaskan bahwa saat ini kondisi perseroan masih fokus kepada pembayaran utang, memerlukan modal kerja untuk menjalankan kegiatan bisnis, dan kondisi saldo laba yang masih defisit.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

"Maka perseroan belum dapat membagikan dividen kepada pemegang saham," kata Sri dalam telekonferensi, Jumat, 29 Juli 2022.

Meski demikian, Sri juga melaporkan bahwa perseroan telah melunasi utang dan bunga pembayaran total sebesar US$ 443,8 juta, atas pokok dan kupon Trench E sepanjang tahun 2021.

'Membaca' Mimpi Jeff Bezos

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

Photo :
  • Bumi Resources

"Realisasi ini membuat perseroan berhasil memperkuat struktur keuangannya, dan mempertahankan kestabilan kinerjanya secara keseluruhan," ujarnya.

Selain itu, perseroan juga berhasil membukukan perbaikan kinerja yang menggembirakan, melalui standar pelaporan yang dipakai saat ini. Pendapatan usaha tercatat meningkat dari US$790,4 juta menjadi US$1.008,2 juta pada tahun 2021.

"Yang didukung oleh melonjaknya harga batu bara secara keseluruhan selama tahun lalu," ujarnya.

Sri menambahkan bahwa perseroan juga berhasil mencatatkan laba bersih komprehensif tahun berjalan sebesar US$223,4 juta, setelah sebelumnya di tahun 2020 perseroan membukukan rugi bersih komprehensif tahun berjalan sejumlah US$337,4 juta.

Walaupun Pandemi COVID-19 masih berlangsung, lanjut Sri, namun terdapat sentimen positif yang tinggi dari seluruh pihak, untuk menormalkan kembali kegiatan ekonomi dan aktivitas sehari-harinya.

"Mencermati hal ini, direksi menyadari bahwa BUMI membutuhkan pengelolaan bisnis yang strategis dan taktis, agar perseroan semakin mampu beradaptasi dan memanfaatkan berbagai perubahan untuk mengakselerasi kinerjanya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya