DPK BRI hingga Kuartal II-2022 Capai Rp1.136,9 Triliun

Gedung BRI dI Jalan Sudirman, Jakarta.
Sumber :
  • Dok. BRI

VIVA Bisnis – Laporan keuangan konsolidasi BRI Group pada kuartal II-2022 berhasil mencatatkan kinerja positif. Termasuk dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

BRI dan Artajasa Hadirkan Inovasi Cardless Withdrawal, Penarikan Tunai Tanpa Kartu

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso memaparkan,  hingga akhir kuartal II-2022, DPK BRI tercatat tumbuh 3,70 persen menjadi Rp1.136,98 triliun.

“Rinciannya, Giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan Tabungan tumbuh 8,32 persen," ujarnya dalam telekonferensi, Rabu 27 Juli 2022.

BRI dan Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi Tanpa Kartu Kini Lebih Mudah

Sunarso juga menjelaskan, dana murah (CASA) tercatat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, karena meningkat 13,38 persen secara year-on-year (yoy). Saat ini, proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen atau meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 59,56 persen.

"Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselarasi CASA growth," ujarnya.

BRI Optimalkan Layanan Keuangan Lewat 1 Juta AgenBRILink saat Nataru

Direktur Utama BRI Sunarso.

Photo :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

Dia mengatakan, kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan, juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45 persen, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen.

"Strategi BRI yang terus fokus pada sustainability tidak hanya berdampak kepada kinerja keuangan yang positif, hal ini juga dinilai oleh berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri secara independen dan transparan," kata Sunarso.

NPL Terkendali

Selain itu, rasio non-performing loan (NPL) BRI secara konsolidasian juga masih terkendali di level 3,26 persen. Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif, atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen di akhir kuartal II-2022, meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir kuartal II-2021 yang sebesar 252,59 persen.

"Strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman," ujar Sunarso

"Upaya lain untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi, dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah. Serta, menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup, untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya