Kata Moeldoko Soal Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik di RI
- VIVA/Fikri Halim
VIVA Bisnis – Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko mengungkapkan dalam pengembangan kendaraan listrik menuju transisi hijau masih terdapat berbagai tantangan.
Tantangan itu diibaratkannya seperti ayam dan telur. Sebab jika kendaraan listrik dibangun secara masif tetapi charging station atau tempat pengisian baterai belum ada.
"Ini jadi masalah, charging station dibangun tapi pertumbuhan mobil listrik belum tumbuh dengan baik juga jadi masalah. Tidak ada yang mau investasi," ujar Moeldoko pada konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat 15 Juli 2022.
Baca juga:Â Rupiah Loyo Lagi, Kembali Tembus ke Rp15.023 per Dolar AS
Maka dari itu jelasnya, investasi dari pemerintah perlu dilakukan. Dengan itu diharapkan akan membuat kesepakatan bersama. Sebab kesadaran terhadap pembiayaan kendaraan listrik masih belum ada.
"Perbankan belum memiliki kesadaran yang sama menuju green ekonomi," jelasnya.
Sementara itu, untuk masyarakat kesadaran perlu diberikan melalui penjelasan tentang apa itu kendaraan listrik ini.
"Ini perlu sosialisasi yang masif karena sebagian besar masyarakat kita belum tahu isunya. Apakah baterai kena air gimana, minim kebakaran gak? Apakah baterai nya tahan lama gak dan lain-lain," ujar Moeldoko.
Adapun untuk kontribusi kendaraan listrik terhadap perekonomian jelas Moeldoko jika melalui ilustrasi dari PLN akan ada penghematan emisi karbon sebesar 4 juta ton per tahun.
"Kalau ada 6 juta mobil listrik di Indonesia pada tahun 2025 maka ada sebuah penghematan luar biasa. Dari sisi perbaikan lingkungan ada 4 juta ton pertahun penghematan emisi karbon kita berkurang," terangnya.
Selain itu jelasnya, akan menghemat bahan bakar minyak (BBM) sebesar 13 juta barel per tahun.
"Bayangkan berapa duit yang dihemat kalau terjadi akumulatif kalau pakai mobil listrik. Ini luar biasa," tegasnya.Â