Pedagang Pasar Ragu MinyaKita Rp14.000 Cakup Seluruh Indonesia
- M Yudha P/VIVA.co.id
VIVA – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), meragukan program minyak goreng curah kemasan sederhana dari pemerintah dengan merek MinyaKita. MinyaKita dibanderol dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter, dan ditargetkan bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Ahmad Choirul Furqon mengatakan, program ini bisa mengalami kebuntuan jalan, apabila permasalahan utamanya tidak terselesaikan. Sebab, menurutnya permasalahan minyak goreng curah di sektor hulu seharusnya dapat diselesaikan terlebih dahulu, jika program MinyaKita ini ingin berhasil menjangkau seluruh Indonesia.
"Kami dari IKAPPI sebenarnya menyambut baik adanya program MinyaKita ini. Namun jujur, kita memiliki keraguan apabila masalah utamanya tidak terselesaikan," kata Ahmad kepada VIVA Bisnis, Rabu 13 Juli 2022.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 13 Juli 2022: Global Datar, Antam Turun
Ahmad menjelaskan, pekerjaan rumah yang utama bagi Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam program MinyaKita ini, adalah terkait masalah rantai distribusi.
"Terdapat masalah utama, yaitu rantai distribusi yang sangat ruwet. Ini harus diatasi secara tepat dan akurat," ujarnya.
Dia menambahkan, pemerintah jangan berharap program ini berjalan lancar, apabila mafia distribusi masih dibiarkan beroperasi. Ahmad menegaskan, jangan sampai gembar-gembor program MinyaKita saat ini, hanya terkesan memberikan angin segar kepada masyarakat tanpa menyelesaikan masalah utamanya.
"Seakan mereka sudah memberikan angin segar kepada masyarakat berupa terobosan program, namun acuh terhadap pemain tengah yang sebenarnya juga harus dikondisikan oleh pemerintah, yaitu distributor besar," ujarnya.
Diketahui, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, sebelumnya pernah mengakui bahwa masalah rantai distribusi ini merupakan salah satu masalah utama, yang harus dibenahi oleh para stakeholder terkait sektor logistik nasional.
Dia juga tak menyangkal jika masih ada wilayah yang menjual minyak goreng curah, di atas HET yang ditetapkan. Bahkan, di Papua dan Maluku harga minyak goreng curah masih di Rp20.000 per liter. Namun, Zulhas menegaskan jika hal itu bukan merupakan masalah minyak goreng curah semata, melainkan terkait masalah logistik nasional secara menyeluruh.
"Karena Papua, Maluku, atau di Tarakan itu, kita memang masih ada masalah logistik. Ongkos kirimnya mahal. Apalagi minyak ini kan satu kilonya itu berat. Kalau kirim sampai hitungan ton itu ongkosnya mahal," ujar Zulhas.