Reksa Dana Syariah Saham Pertama RI Mulai Dipasarkan, Ini Fokusnya
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA Bisnis – PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) telah menunjuk Standard Chartered Indonesia, sebagai salah satu agen penjual produk reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity.
Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini menjelaskan, reksa dana syariah ini memiliki fokus investasi, pada saham-saham perusahaan industri kesehatan global.
"Di tengah kondisi perekonomian global yang sedang tertekan fase stagflasi, atau minim pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya inflasi, sektor kesehatan termasuk sektor yang resilien terhadap badai tersebut karena termasuk industri yang defensif dan esensial," kata Rukmi dalam keterangannya, Selasa 12 Juli 2022.
Baca juga: Awal Juli 2022, Progres Revitalisasi TMII Capai 72 Persen
Karenanya, Rukmi memastikan bahwa berinvestasi pada perusahaan healthcare, adalah salah satu alternatif yang menarik sesuai dengan kondisi makro ekonomi saat ini.
"Sementara kemitraan kami bersama dengan Franklin Templeton dan Standard Chartered Bank, adalah untuk memperluas jalur distribusi reksa dana ini," ujarnya.
Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia, Meru Arumdalu menjelaskan, belum lama ini pihaknya baru saja mengeluarkan Global Market Outlook untuk periode semester kedua tahun 2022.
Isinya membahas langkah kehati-hatian yang harus diterapkan bank-bank sentral di seluruh dunia, untuk menjaga inflasi serta menghindari terjadinya resesi perekonomian.
"Kami memperkirakan bahwa inflasi akan mereda hanya secara bertahap, dan menyebabkan The Fed mempertahankan sikap agresifnya," kata Meru.
Menyikapi kondisi ini, Meru mengatakan bahwa sejumlah industri dinilai sebagai defensive sector atau saham defensif, seperti industri healthcare, energy, dan financials di Amerika dan Eropa.
"Melalui penambahan reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity pada pilihan produk investasi Standard Chartered Bank, kami berharap dapat semakin memberikan alternatif bagi nasabah kami untuk mencapai tujuan keuangannya," ujar Meru.
Diketahui, berdasarkan data yang disajikan Forbes Advisor, sektor Kesehatan di Amerika Serikat (AS) menjadi sektor yang paling potensial untuk jangka menengah maupun panjang.
Hal itu terlihat dari tingkat pengeluaran kesehatan masyarakat di Amerika Serikat, yang menyumbang hampir 18 persen dari produk domestik bruto (PDB) AS pada akhir 2019. Hal itu diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$6 triliun per tahun, atau setara 19,7 persen dari PDB AS pada tahun 2028.