Bahlil Sebut Realisasi Investasi Foxconn Paling Lambat Kuartal IV-2022

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • ANTARA/Youtube Kementerian Investasi-BKPM.

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, tahun ini Foxconn benar-benar akan merealisasikan investasinya. Rencananya paling lambat pada kuartal IV-2022.

Golkar Rayakan Hari Ibu dengan Bedah Buku dan Pemberdayaan Perempuan

"Kemarin kami sudah rapat teknis sampai malam-malam dengan tim Foxconn. Doakan saja semoga insya Allah ini terjadi," katanya dalam sesi temu media di Solo, Jawa Tengah, Kamis, 7 Juli 2022.

Bahlil menjelaskan, Foxconn rencananya akan berinvestasi di ekosistem industri kendaraan listrik. Perusahaan asal Taiwan itu akan membangun smelter di dekat lokasi tambang dan manufaktur untuk kegiatan hilirisasi di kawasan Batang, Jawa Tengah.

Penjelasan OIKN soal Heboh Aguan Investasi di IKN Demi Selamatkan Jokowi

Kementerian Investasi/BKPM, Foxconn, Gogoro, Industri Baterai Indonesia (IBC), dan Indika Energy telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama pada 21 Januari 2022. Kerja sama itu terkait investasi di industri kendaraan listrik, 

Yaitu kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik, industri baterai kendaraan listrik, dan industri pendukung. Seperti energy storage system, stasiun penukaran baterai, industri daur ulang baterai, research & development (R&D), dan pelatihan.

Kelas Menengah Wajib Tahu! Ini 6 Kebiasaan Orang Super Tajir Kelola Keuanganya

Pabrik Foxconn

Photo :
  • Dokumentasi Foxconn

Kerja sama yang disepakati meliputi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui investasi pada baterai listrik, kendaraan listrik dan berbagai industri pendukungnya melalui skema kerja sama BOL tersebut di Indonesia.

Adapun nilai rencana investasi tersebut sebesar US$8 miliar (sekira Rp118 triliun). Dan, perkiraan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.

Bahlil mengakui, perjalanan negosiasi dengan Foxconn cukup terjal. Mulai dari kesulitan karena saat itu pandemi COVID-19 sedang tinggi, hingga tidak adanya hubungan diplomatik.

"Sekarang, tanah dekat airport, kita kasih, insentif Insya Allah kita kasih, kawasan industri dekat akses pelabuhan, jalan tol, rel kereta kita kasih. Maka saya pikir tidak ada lagi keberatan bagi dia," katanya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya