Masalah di Kemendag Menumpuk, Menteri Zulhas: Tidak Kelar-kelar

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.

VIVA Bisnis – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengakui, saat ini terdapat berbagai masalah di sektor perdagangan, yang bertumpuk dan harus diselesaikan oleh Kementerian Perdagangan (kemendag).

Kejar Swasembada Pangan, Prabowo Pangkas Rantai Distribusi Pupuk

Dia mengatakan, masalah minyak goreng saat ini sudah relatif terkendali, dengan diluncurkannya MinyaKita Rp14.000 per liter. Namun, ternyata masalah harga bahan pokok lain, seperti misalnya harga cabai, juga masih menanti untuk segera diselesaikan.

"Saya sudah tiga minggu (jadi Mendag), dan ini memang (masalah minyak goreng) sudah ketemu benang merahnya, karena semua pihak mau (bekerja sama) dan dengan goal yang sama," kata Zulhas di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu 6 Juli 2022.

Kemendag Rilis Aturan Baru soal Perdagangan Antarpulau, Pelaku Usaha Diwajibkan Lakukan Ini

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 6 Juli 2022: Global Naik dan Antam Anjlok

Meski demikian, keruwetan masalah yang terjadi pada komoditas bahan pokok lainnya, diakui Zulhas masih berupaya untuk diselesaikan satu per satu oleh pihak Kemendag.

Daftar Harga Pangan 26 November 2024: Beras, Bawang, hingga Telur Ayam Naik

Sebab, masalah bahan pokok ini merupakan ranah yang harus digarap bersama, melalui sinergi antara Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian.

"Jadi memang sebenarnya tidak kelar-kelar (masalah) di Kemendag, karena semua urusan ada di sini, termasuk harga bahan pokok, misalnya cabai, bawang, telur, ayam, daging, dan seterusnya," ujar Zulhas.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di warung pangan.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Karenanya, Zulhas mengaku bahwa dalam beberapa hari terakhir ini, tim dari Kemendag masih terus berupaya untuk kepentingan para stakeholder seperti petani, pengusaha, bahkan sampai masyarakat.

Dia pun mengajak para stakeholder terkait itu untuk sama-sama bersinergi, guna menghasilkan kebijakan-kebijakan yang strategis, tepat, dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

"Jadi jangan sampai keputusan-keputusan yang kita buat nantinya, melahirkan kesengsaraan. Itu dosanya besar sekali," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya