Kadin: Potensi Investasi ke RI Rp1.800 Triliun, Bisa Kerek UMKM

Ketum Kadin Indonesia, Arsyad Rasyid di Acara IKA Unpad.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Tingginya potensi investasi masuk ke Indonesia harus memberi dampak besar bagi perekonomian, terutama pertumbuhan UMKM. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksi investasi masuk Indonesia Rp1.800 triliun. 

Wamildan Tsani Ungkap Arahan Khusus Prabowo soal Pengembangan Garuda Indonesia

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan investasi yang masuk ke Indonesia akan memberi multiplier effect bagi ekonomi. Apalagi investasi yang masuk terus diperkuat memaksimalkan potensi di hilir sehingga bisa menggerakkan UMKM.

Arsjad menjelaskan banyak tantangan yang dihadapi Indonesia. Selain pemulihan kesehatan nasional dari pasca pandemic COVID-19, tantangan ke depan adalah peningkatan perekonomian nasional setelah terpuruk akibat COVID-19. 

Teknologi Asal Denmark Kini Dorong Produksi Lokal dengan Meningkatkan Pabrik di Jakarta 

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 4 Juli 2022: Global dan Antam Turun

“Tantangan ini jika bisa dikelola dengan baik akan memberi dampak positif bagi ekonomi serta peluang terbukanya 23 juta lapangan kerja,” ujar Arsjad pada acara Halalbihalal Ikatan Alumni (IKA), Minggu 3 Juli 2022.  

Reputasi Whitelist Harus Dijaga, PT BKI Ajak Terus Tingkatkan Kualitas Kapal Berbendera Indonesia

Menurut Arsjad, pada kuartal I 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5 persen. Perdagangan juga naik dengan pertumbuhan besar di sektor manfaktur. “Saat ini kita berusaha lakukan hilirisasi, supaya nilai tambah di Indonesia. Dulu kita jual barang mentah, makanya ekspor nikel dilarang," katanya.

Sedangkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi acara silaturahmi IKA Unpad.Kemenkop UKM dan IKA Unpad dinilai sudah banyak menjalin kerja sama untuk memajukan UMKM di Indonesia. Karena itu, kerja sama dengan IKA Unpad harus terus diperkuat.

“Kenapa harus dilakukan kerja sama? Kendati UMKM mendominasi ekonomi Indonesia, tetap masih kurang produktif,” katanya.

Teten menegaskan, untuk meningkatkan produktivitas UMKM Indonesia, kerja sama dengan IKA Unpad termasuk dengan Unpad sangat dibutuhkan.

Menurut dia, saat ini baru sekitar 3,18 persen pelaku UMKM yang menjadi pengusaha mapan. Kendati begitu, UMKM telah memberi kontribusi 99 persen bagi perekonomian Indonesia. 

"Tapi mayoritas masih kurang produktif. Dari total UMKM yang ada, baru 3,18 persen yang tergolong wirausaha mapan," katanya.

Dia menjelaskan, pemerintah terus menggenjot produktivitas UMKM sehingga perlu ada pendekatan evolusi kewirausahaan berbasis pengetahuan, kreativitas, dan teknologi. UMKM jangan lagi hanya mengandalkan usaha tradisional. 

"Global value chain UMKM kita baru 4 persen. Kita lihat produk penjualan digital (marketplace) masih dominasi impor. Kami ingin UMKM kita kompetitif lokal dan internasional. Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha tangguh," jelas Teten. 

Pemerintah juga terus mendorong munculnya wirausaha baru. Karena untuk mencapai target ekonomi emas pada 2045 minimal Indonesia harus memiliki 4 persen UMKM. Kemenko dan UKM saat ini menargetkan penambahan 1 juta UMKM baru. 

"Setiap tahun ada 1,7 lulusan sarjana dari perguruan tinggi. Ini harus diarahkan menjadi entrepreneur, jangan jadi pekerja. Saat ini saja, 97 persen lapangan kerja disediakan usaha mikro," imbuh dia.

Ilustrasi UMKM (finance.detik.com)

Photo :
  • vstory

Lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menilai UMKM Indonesia dalam waktu ke depan makin kompetitif. Kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi, harus dilakukan. Kementerian BUN juga mendorong BUMN agar lebih fokus membantu UMKM di Indonesia.

"Kami terus genjot pendanaan untuk UMKM. Di Malaysia saja penyerapan kredit untuk UMKM sudah mencapai 50 persen. Indonesia baru 20 persen, " kata Erick.

Pemerintah menargetkan alokasi kredit bagi UMKM dalam beberapa tahun ke depan bisa naik menjadi 30 persen. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) dari Rp260 triliun menjadi Rp338 triliun.

Kementerian BUMN, lanjut Erick, telah membagi peran bank BUMN untuk menggarap pembiayaan bagi UMKM di kota dan desa, baik kepada korporasi besar atau pengusaha kecil. Selain itu, dia juga minta agar mereka beri pendampingan ke ke UMKM.

"BNI misalnya fokus ke pekerja migran. Karena sudah ada cabang di beberapa negara. Kita tahu pekerja migran sudah mencapai 9 juta. Ini potensi besar," ucap Erick.

Ketua Umum IKA UNPAD Irawati Hermawan menjelaskan acara halalbihalal dengan tema memajukan UMKM agar para usaha kecil khususnya yang dalam binaan IKA Unpad bisa terus berkembang setelah dua tahun terakhir terkena dampak COVID-19. Ke depan UMKM tersebut bisa lebih optimal lagi. 

“IKA Unpad akan berupaya membuat program yang lebih seperti pendampingan dan pelatihan untuk UMKM untuk peningkatan kapasitas. Kami juga berharap bisa berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian BUMN,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya