KRIS Diuji Coba Juli, BPJS Kesehatan: Tidak Ada Perubahan Iuran!

Peserta BPJS sedang mengurus keperluan kesehatannya.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Penghapusan kelas BPJS Kesehatan kabarnya akan dilakukan 1 Juli 2022 mendatang. BPJS Kesehatan nantinya akan memberlakukan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Supervisi Polri dan BPJS Kesehatan, Tingkatkan Kualitas Pelayanan di Fasilitas Kesehatan

Namun, Pps Kepala Humas BPJS Kesehatan Arif Budiman mengungkapkan, rencananya pada awal Juli itu baru penerapan uji coba KRIS di beberapa rumah sakit.  Sementara itu, untuk iuran bagi peserta BPJS Kesehatan, ditegaskannya tetap sama alias tidak berubah.

“Tetap sama. Tidak ada wacana perubahan iuran,” ujar Arif saat dihubungi VIVA, Rabu 29 Juli 2022.

BPJS Kesehatan Raih Akreditasi Istimewa (AA) untuk Pengelolaan Kearsipan dari ANRI

KRIS Diuji Coba di 5 Rumah Sakit Milik Pemerintah

BPJS kesehatan

Photo :
  • vstory
Dukung Peringatan HKN Ke-60, BPJS Kesehatan Dorong Kolaborasi Menuju Indonesia Sehat

Arif menjelaskan, berdasarkan koordinasi bersama Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan Kementerian Kesehatan, penerapan KRIS di awal Juli dilakukan di lima rumah sakit pemerintah saja.

“Perlu diketahui bahwa jumlah RS yang melayani peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) itu sebanyak 2.800-an rumah sakit seluruh Indonesia. Uji coba, utamanya melihat kesiapan rumah sakit dalam menerapkan 9 sampai 12 kriteria KRIS yang sudah ditetapkan,” terangnya.

Standar yang dimaksud, misalnya ketersediaan tempat tidur maksimal empat dalam satu ruangan, standar ketersediaan tenaga kesehatan, standar suhu ruangan, dan sebagainya.

“BPJS Kesehatan senantiasa mengedepankan mutu pelayanan dan kepuasan para peserta. Dan kami pun senantiasa mendukung dan menjalankan setiap regulasi yang telah ditetapkan pemerintah,” paparnya.

Iuran Masih Mengacu Kepada Perpres

Kartu BPJS Kesehatan

Photo :
  • vstory

Sementara itu, untuk besaran iuran yang akan dibayarkan peserta BPJS jika tidak terjadi perubahan yaitu mengacu kepada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2020 tentang perubahan kedua, atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Pada Perpres tersebut besaran iuran ditentukan berdasarkan jenis kepesertaan setiap peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk masyarakat masyarakat miskin dan tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran (PBI) sebesar Rp42.000.

“Peserta PBI iurannya sebesar Rp42.000 dibayarkan oleh Pemerintah pusat dengan kontribusi Pemerintah daerah sesuai kekuatan fiskal tiap daerah,” ujarnya.

Sedangkan untuk peserta pekerja penerima upah (PPU) atau pekerja formal seperti ASN, TNI, Polri dan swasta besaran iuran sebesar 5 persen dari total upah. Dengan rincian 4 persen dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1 persen oleh pekerja.

“Untuk perhitungan iuran ini berlaku pula batas bawah yaitu upah minimum kabupaten/kota dan batas atas sebesar Rp12 juta. Jadi perhitungan iuran dari penghasilan seseorang hanya berlaku pada jenis kepesertaan PPU, pekerja formal yang mendapat upah secara rutin dari pemberi kerjanya,” terangnya.

Arif mengatakan, bagi kelompok peserta sektor informal yang tidak memiliki penghasilan tetap, dikelompokan sebagai peserta pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP).

Untuk jenis kepesertaan tersebut, peserta dapat memilih besaran iuran sesuai yang dikehendaki. Pada kelas 1 sebesar Rp150.000 per orang per bulan, kelas 2 sebesar Rp100.000 per orang per bulan, dan kelas 3 sebesar Rp. 35.000 per orang per bulan.

“Perlu diketahui juga bahwa khusus PBPU kelas 3 sebetulnya mendapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp7.000 per orang per bulan, sehingga sebetulnya totalnya Rp42.000,” jelasnya.

Arif juga menuturkan untuk seseorang yang belum memiliki penghasilan atau sudah tidak berpenghasilan dapat memilih menjadi peserta PBPU dengan pilihan kelas 1, 2 atau 3.

“Atau jika masuk dalam kategori masyarakat miskin dan tidak mampu yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dapat masuk menjadi kelompok peserta PBI yang iurannya dibayar pemerintah,” terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya