Sah! Miranda Goeltom Jadi Wakil Komisaris Utama Bank Mayapada
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mayapada Internasional Tbk menyetujui perubahan susunan dewan komisaris dan anggota direksi perseroan. Melalui RUPST tersebut, Miranda S Goeltom resmi diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan.
Ketetapan ini akan berlaku efektif setelah mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dan memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diketahui, Miranda Goeltom sebelumnya merupakan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.
“Rapat menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan yaitu, memberhentikan Bapak Jusak Pranoto selaku Direktur Perseroan dan mengangkat Prof. DR. Miranda S. Goeltom, S.E., MBA sebagai Wakil Komisaris Utama Perseroan,” ujar Corporate Secretary Bank Mayapada Internasional Jennifer Ann, Rabu 29 Juni 2022.
Selain itu, RUPST juga memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
“Akan tetapi tidak terbatas untuk membuat, menandatangani dan menyerahkan segala dokumen. Serta untuk menyatakan keputusan rapat dalam suatu akta tersendiri dihadapan notaris, dan mengurus pemberitahuan serta pendaftarannya kepada instansi yang berwenang,” jelasnya.
Adapun untuk susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang baru adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
1. Komisaris Utama: Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA
2. Wakil Komisaris Utama: Prof. Dr. Miranda S. Goeltom, S.E., MBA
3. Komisaris: Ir. Hendra
4. Komisaris Independen: Ir. Kumhal Djamil, SE
Direksi
1. Direktur Utama: Hariyono Tjahjarijadi
2. Wakil Direktur Utama: Thomas Arifin
3. Direktur: Andreas Wiryanto
4. Direktur: Rudy Mulyono
5. Direktur: Harry Sasongko Tirtotjondro
Sementara itu, melalui RUPST tersebut juga menyetujui untuk penetapan penggunaan laba bersih untuk tahun buku 2020 yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, sebesar Rp.44.127.000.000. kemudian perseroan juga melakukan cadangan dari laba bersih setiap tahunnya.
“Sampai cadangan mencapai 20 persen dari total Modal Disetor. Dengan ini kami mencadangkan sebesar 2,27 persen dari laba bersih tahun 2021 yakni sebesar Rp.1 miliar,” terangnya.
Sedangkan sisanya sebesar Rp43,127 miliar, akan dicatatkan sebagai laba yang ditahan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.