Kinerja Keuangan Masih Rugi, Begini Strategi Bukalapak
- VIVA.co.id/Afra Augesty
VIVA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatat, pada EBITDA yang disesuaikan perseroan pada kuartal I-2022 minus Rp372 miliar. Karena itu, Bukalapak akan melakukan beberapa strategi untuk mengatasi minusnya EBITDA.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menuturkan, berdasarkan ringkasan keuangan dilihat dari margin kontribusi Bukalapak secara keseluruhan sebesar minus Rp50 miliar. Jika dibandingkan dengan total Total Processing Value (TPV) yang sebesar Rp34 triliun.
“Sehingga sebagian besar bahkan mungkin hampir keseluruhan dari EBITDA yang disesuaikan minus Rp372 miliar atau dari fixed cost (biaya tetap). Oleh karena itu strategi perusahaan adalah terus mengembangkan pendapatan, supaya volumenya dapat menutup dari fixed cost,” ujar Teddy dalam Public Expose 2022, Rabu 29 Juni 2022.
Selain itu, Teddy menjelaskan Bukalapak akan melakukan beberapa langkah-langkah guna menggenjot kinerja. Sehingga, membawa margi kontribusi menjadi ke ranah positif.
“Itu kita harapkan dapat terjadi dalam waktu dekat, dan terus mengembangkan volume dari pendapatan. Sehingga dapat meng-cover fixed cost dari perusahaan dan membawa EBITDA yang disesuaikan ke ranah yang positif,” terangnya.
Adapun pada kuartal I-2022, perseroan membukukan pendapatan mencapai Rp788 miliar. Dan diperkirakan, pendapatan perseroan di 2022 akan tumbuh 44 persen hingga 61 persen atau tumbuh Rp2,7 triliun-Rp3 triliun.
“Pada kuartal I-2022 kita sudah melakukan pencapaian untuk kira-kira 19 persen dari target ini. Pendapatan tahun ini diestimasikan akan tumbuh antara Rp2,7-Rp3 triliun, sehingga bisa dikatakan dari lini pendapatan perseroan kemungkinan slightly above daripada ekspektasi,” jelasnya
Sementara untuk EBITDA yang disesuaikan Teddy menjelaskan, diperkirakan ada di kisaran minus Rp1,4-1,5 triliun. Dengan minusnya EBITDA tersebut katanya, bukan merupakan target dari perusahaan.
“Memang hal ini saya melihat ada beberapa media yang menganggap bahwa ini adalah sebuah pesan di mana kerugian mungkin melebar. Hal ini bukan merupakan target dari perusahaan,” katanya.