Bukalapak Proyeksikan Pendapatan Capai Rp3 Triliun di 2022

Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memproyeksikan pendapatan di tahun ini akan tumbuh 44 persen hingga 61 persen atau menjadi Rp2,7 triliun-Rp3 triliun.

Kemenperin Tegaskan Kemasan Rokok Diseragamkan Picu Makin Maraknya Produk Ilegal

Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan, pada kuartal I 2022 perseroan sudah membukukan pendapatan mencapai Rp788 miliar. Dengan demikian, maka capaian pendapatan ini kira-kira sekitar 28 persen dari perkiraan di tahun penuh 2022.

“Pada kuartal I 2022 kita sudah melakukan pencapaian untuk kira-kira 19 persen dari target ini. Pendapatan tahun ini diestimasikan akan tumbuh antara Rp2,7-Rp3 triliun, sehingga bisa dikatakan dari lini pendapatan perseroan kemungkinan slightly above daripada ekspektasi,” ujar Teddy dalam Public Expose 2022, Rabu 29 Juni 2022.

Samator Indo Gas Bukukan Laba Bersih Rp 85,5 Miliar Kuartal III-2024

Booth Bukalapak.

Photo :
  • Twitter/@bukalapak

Sementara untuk EBITDA yang disesuaikan Teddy menjelaskan, diperkirakan ada rugi di kisaran Rp1,4-Rp1,5 triliun. “Memang hal ini saya melihat ada beberapa yang menganggap bahwa ini adalah sebuah pesan di mana kerugian mungkin melebar,” tegasnya.

Bangkit Usai Dihantam Pandemi, Pendapatan Bisnis KAI Kini Tembus Puluhan Triliun

Teddy melanjutkan, bahwa kerugian itu sebetulnya memberikan guidance atau pedoman bahwa EBITDA yang disesuaikan, diharapkan relatif datar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

“Hal ini juga mengingat kontribusi market dari perusahaan di kuartal I 2022 berkisar di minus Rp50 miliar atau sekitar US$3-US$4 juta. Artinya kontribusi margin yang didefinisikan sebagai revenue setelah cost of revenue (biaya pendapatan) dan setelah sales and marketing, kira-kira bergerak di US$-1 juta per bulan,” terangnya.

Menurutnya, kondisi ini menempatkan perseroan secara variable unit economic berada di posisi yang paling efisien, dibandingkan dari banyak perseroan lain pada industri yang sama.

“Sehingga di posisi ini path to profitability dari perseroan harus difokuskan pada pengembangan revenue guna menutup biaya-biaya dari head office,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya