Holding BUMN Farmasi Bio Farma Cetak Laba Bersih Rp1,93 T pada 2021

Kantor Bio Farma.
Sumber :
  • Adi Suparman/ VIVA.

VIVA – Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari Bio Farma sebagai induk holding yang beranggotakan  Kimia Farma, dan Indofarma, mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp43,44 triliun pada 2021.

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, capaian ini meningkat 203,16 persen dibandingkan tahun 2020, yang mencapai Rp14,32 triliun.

"Laba usaha tahun 2021 meningkat sebesar 668,1 persen dibandingkan tahun 2020, atau mencetak laba bersih Rp1,93 triliun," kata Honesti dalam keterangannya, Selasa 21 Juni 2022.

Erick Thohir Tunjuk Maya Watono Jadi Direktur Utama InJourney

Honesti mengatakan, kinerja yang meningkat signifikan ini salah satunya merupakan kontribusi dari keberhasilan Bio Farma, dalam melaksanakan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin COVID-19. Serta, didukung dari penjualan layanan regular Bio Farma berupa vaksin dan serum, untuk pasar domestik maupun pasar internasional.

Selain vaksin dan serum, penjualan Holding BUMN Farmasi pun ditopang dari penjualan anak usaha. Yakni PT Kimia Farma pada sektor manufaktur, dan Indofarma yang berasal peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat dan pengadaan vaksin COVID-19.

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

"Kinerja Bio Farma sebagai induk dikontribusi dari sektor Pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin COVID-19 sebesar Rp26,81 triliun. Disusul dengan sektor ekspor yang cukup signifikan mencapai Rp1,47 triliun, meningkat sebesar 47,58 persen jika dibandingkan tahun 2020. Serta, pendistribusian vaksin COVID-19 hibah sebesar Rp388,83 miliar," ujar Honesti.

Kantor Bio Farma.

Photo :
  • Adi Suparman/ VIVA.

Sementara itu, Kimia Farma (KAEF) sebagai anggota Holding BUMN Farmasi, memberikan kontribusi sebesar 29,6 persen dari total pendapatan bersih atau mencapai Rp12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75 persen, dan segmen ritel yang tumbuh 19,12 persen dari tahun sebelumnya.

Indofarma (INAF) memberikan kontribusi sebesar 6,68 persen atau mencapai Rp2,9 triliun, meningkat sebesar 69,15 persen. Pencapaian tersebut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat sebesar Rp2,1 triliun, naik Rp1,234 triliun atau 142,52 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp865,86 miliar. 

Hal itu akibat pengadaan vaksin COVID-19 yang turut memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp924,76 miliar.

"Kinerja Holding BUMN Farmasi yang menggembirakan di tahun 2021 tersebut, diharapkan akan berlanjut di tahun 2022. Di mana Holding BUMN Farmasi sedang bertransformasi ke industri healthcare dan digitalisasi layanan kesehatan," ujarnya.

Bio Farma Platform teknologi mRNA, untuk jenis vaksin selain Covid-19.

Photo :
  • Dok. Bio Farma
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya