Sri Mulyani Ingatkan Risiko yang Intai Ekonomi Global, RI Siapkan Ini

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, meskipun ekonomi nasional tumbuh positif sebesar 5,01 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I 2022. Risiko lainnya saat ini tengah mengintai global.

Destinasi Kuliner Baru di Candi Borobudur, Prana Borobudur Restaurant Padukan Cita Rasa Asia dan Nusantara

Ani begitu sapaan akrabnya mengatakan, hal itu diantaranya 5C yaitu COVID-19, konflik Rusia-Ukraina, climate change atau perubahan iklim, lonjakan harga komoditas, dan inflasi. Hal itu dikatakannya pada acara Indonesia-Singapore Business Forum, di Hilton Orchard Singapore Hotel.

Selain itu, Ani juga menitikberatkan bahwa tema G20 menjadi semakin menantang untuk diwujudkan. Sekaligus membuktikan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antar masyarakat internasional.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Baca juga: Mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo Pecahkan Rekor Dunia, Apa Itu?

“Bagi Indonesia, Pemerintah menjaga agar peningkatan kasus COVID-19 tidak mengalami eskalasi. sembari memulihkan mobilitas dan melindungi daya beli dari ancaman inflasi,” kata Ani dalam keterangan tertulis, Rabu 15 Juni 2022.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Adapun untuk mencapai hal itu katanya, dari sisi penawaran Pemerintah fokus pada sektor ketahanan pangan dan energi. Itu karena kedua sektor tersebut dipandang dapat menjadi kunci dalam ekonomi yang tumbuh kuat secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Ani mengingatkan akan visi Indonesia Maju pada 2025 yang mana itu menuntut Indonesia untuk dapat menyiapkan negara yang lebih modern dan mobilitas tinggi. Melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • istimewa

Melalui hal itu Pemerintah memandang Nusantara, calon ibu kota baru Indonesia di Kalimantan. Menjadi salah satu bukti komitmen meningkatkan pemerataan ekonomi regional yang saat ini masih terpusat di Jawa.

“Nusantara diharapkan dapat menjadi lokomotif baru bagi transformasi Indonesia pada masa mendatang. Melalui Undang-Undang nomor 3 tahun 2022 yang diratifikasi pada 15 Februari 2022, Pemerintah akan membangun Nusantara dalam beberapa tahapan hingga tahun 2045,” jelasnya.

Sementara itu, mengingat keterbatasan ruang fiskal Indonesia-Singapore Business Forum menjadi relevan untuk menekankan kembali pentingnya kolaborasi antara Pemerintah dan sektor swasta. Termasuk investor asal Singapura, dalam membangun Nusantara bersama-sama.

“Pemerintah juga akan hadir melalui penyediaan insentif fiskal, meliputi fasilitas yang telah ada saat ini seperti super deductions dan tax holiday, ekspansi fasilitas, serta penyediaan insentif baru yang diperlukan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya