Bank Dunia Proyeksi Ekonomi RI 2022 Tumbuh di Atas China, Ini Kata KSP

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 5,1 persen pada 2022, lebih tinggi dari China yang sebesar 4,3 persen. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Edy Priyono mengatakan, proyeksi tersebut merupakan bentuk apresiasi Bank Dunia (World Bank), atas kemampuan Indonesia dalam mengelola perekonomian selama pandemi.  

Menteri P2MI: 90 Persen PMI Berangkat ke Luar Negeri secara Ilegal

Edy menegaskan, sejak awal pemerintah menyadari bahwa pemulihan ekonomi sangat tergantung pada pengendalian COVID-19. Untuk itu, pemerintah terus berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi dengan membuat situasi pandemi menjadi kondusif dan memberikan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya.

“Di antaranya dengan terus mendorong vaksinasi dan tetap mengarahkan APBN sebagai instrumen penting untuk menjaga daya beli masyarakat khususnya kelompok rentan," kata Edy dalam keterangannya, Senin 13 Juni 2022.

20 Negara Berpenghasilan Rendah Masih Terjebak dalam Kemiskinan pada 2050, Bagaimana Nasib Indonesia?

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono

Photo :
  • Kantor Staf Presiden.

Edy menambahkan, dalam kaitan soal penghentian alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk penanganan COVID-19 pada Rancangan APBN 2023, hal itu merupakan tantangan untuk semakin efektif dalam mengelola penerimaan dan belanja negara.

Sekjen Perindo Dukung Target Swasembada Pangan Presiden Prabowo dan Target Ekonomi Tumbuh 8 Persen

Terlebih, risiko perekonomian global telas bergeser dari krisis pandemi ke potensi energi, pangan, dan keuangan. Karenanya, dia memastikan bahwa pemerintah akan terus menjaga agar kinerja ekonomi domestik terus menguat di tengah berbagai tantangan global.

"Dan yang menjadi tantangannya, bagaimana defisit anggaran harus kembali ke maksimal 3 persen," ujar Edy.

Dia juga memastikan, pemerintah akan tetap mengalokasikan anggaran perlindungan sosial, meski tidak lagi ditempatkan di dalam anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN).

"Selain itu, pemerintah juga terus berupaya agar berbagai bantuan sosial dan subsidi menjadi lebih tepat sasaran," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya