Jelang Idul Adha, Pasokan Hewan Kurban dari Daerah Turun Drastis
- VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)
VIVA – Peternak mengakui pasokan hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha 2022 terganggu oleh wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasokan yang disuplai dari daerah disebut turun drastis.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro mengungkapkan, wabah PMK yang menyerang hewan ternak itu menyebabkan lapak-lapak yang biasanya menjelang hari raya dipenuhi hewan kurban saat ini banyak yang kosong.
“Lapak-lapak hewan kurban saat ini banyak yang kosong, pasokan dari daerah menurun drastis. Akan terjadi kekurangan pasokan,” ujar Nanang saat dihubungi VIVA, Senin 13 Juni 2022.
Diketahui, wabah PMK pada hewan ternak telah menyebar di 18 provinsi dan 163 Kabupaten/Kota di Indonesia. Nanang melanjutkan, kekurangan pasokan akan terjadi jika permintaan normal.
Hal itu karena dari PMK sapi dari daerah wabah tidak bisa dilalui lintaskan. Untuk jumlah kekurangan hewan kurban dirinya masih belum dapat memastikan seberapa besar.
“Kekurangannya berapa masih belum pasti, karena pasokan masih berjalan walaupun tersendat,” jelasnya.
Kondisi Harga Ternak saat Ini
Dia juga menjelaskan, akibat wabah PMK itu harga ternak di daerah wabah menurun drastis. Untuk sapi potong yang telah terinfeksi PMK turun hingga 50 persen.
“Sapi perah malah lebih parah lagi turun sampai 85 persen. Harga sapi normalnya Rp20 juta dihargai tidak lebih dari Rp3 juta,” terangnya.
Akan tetapi ungkapnya, untuk harga hewan kurban di kota besar dan daerah pasar naik secara signifikan akibat wabah PMK. Hal itu karena hewan kurban mengalami kelangkaan pasokan.
“Sapi yang tahun lalu harga Rp20 juta, tahun ini naik menjadi Rp22 juta jadi kenaikan sekitar 10 persen,” jelasnya.
Nanang lebih lanjut menjelaskan, peternak terdampak sangat besar akibat wabah ini. Karena PMK, angka kesakitan hewan bisa mencapai 100 persen.
“Artinya jika ada kandang yang sapinya satu ekor aja terinfeksi, maka sapi lain dalam kandang tersebut akan terinfeksi semua. Kerugian peternak yang potong paksa 50 persen dari nilai sapi normal, yang mati kerugian antara Rp17,5 juta-Rp30 juta per ekor,” paparnya.