Bikin Heboh Lagi, Menteri Basuki Belajar Jadi Pengendali Api
- Dok. Kementerian PUPR
VIVA – Disela-sela kunjungan kerjanya di Tajikistan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beraksi menjadi pengendali api. Hal itu, usai dirinya melihat 'fire show' yang dibawakan oleh staf restoran setempat.
Dalam video yang dibagikan Instagram @kemenpupr, Sabtu 11 Juni 2022, dijelaskan bahwa aksi Menteri Basuki menjadi pengendali api tersebut dilakukan saat santap siang yang ditemani Duta Besar Fadjroel Rachman.
Di situ, Menteri Basuki menunjukkan lagi kepiawaiannya memainkan piring yang berisi Api di depan para tamu yang hadir. Sembari ditemani pukulan gendang yang dibawakan oleh mantan jubir Kepresidenan Fadjroel Rachman.
Baca juga: Elektabilitas Moncer, Erick Thohir Bisa Jadi 'Penentu' Pilpres 2024
Bahkan, atas aksi tersebut admin dari kemenpupr menjuluki menterinya seperti Aang, yaitu nama salah satu tokoh fiktif dalam serial animasi televisi Nickelodeon berjudul Avatar: The Legend of Aang.
Diketahui, kehadiran Menteri Basuki di Tajikistan tersebut dalam rangka
menghadiri dan memberikan Keynote Speech pada acara K-Water’s Side Event Global Water Leaders Seminar: Water, Climate Change and Capacity Building di Dushanbe, Tajikistan.
Basuki mengatakan kebutuhan air meningkat secara signifikan karena urbanisasi yang cepat, populasi yang terus bertambah, dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di sisi lain, ketersediaan air semakin terbatas.
Untuk itu, perlu adanya penerapan smart water management yang didukung oleh teknologi hadal serta mempersiapkan pengembangan kompetensi insinyur-insinyur muda yang siap dan memiliki kreativitas tertentu agar mampu menjawab tantangan-tantangan bidang sumber daya air global.
Selain itu, dalam sesi lainnya, Menteri Basuki juga menyampaikan upaya mengakselerasi target pembangunan berkelanjutan terkait air (Sustainable Development Goals ke-6). Di mana Indonesia mengusulkan empat konsep ketahanan berkelanjutan dalam menghadapi bencana, termasuk Pandemi.
Empat konsep itu, pertama yakni pentingnya penguatan budaya dan kesadaran siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif untuk meminimalkan risiko bencana.
Kedua, setiap negara didorong untuk berinvestasi di bidang sains, teknologi, dan inovasi.
Ketiga, membangun infrastruktur yang tahan bencana dan tahan iklim. Terakhir, komitmen bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal untuk melaksanakan kesepakatan global.
“Dengan menerapkan konsep tersebut, kami berharap dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan memastikan ketersediaan air dan ketahanan terhadap bencana,” ujar Basuki.