Ramadhan dan Lebaran Dorong Penjualan Eceran April-Mei 2022
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, kinerja penjualan eceran pada Mei 2022 diperkirakan tetap tumbuh positif. Pernyataan itu berdasarkan Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2022 sebesar 239,7 atau secara tumbuh 0,2 persen month to month (mtm) dan 5,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, peningkatan secara bulanan terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya. Hal itu sejalan dengan permintaan masyarakat yang masih tetap kuat.
“Secara tahunan, penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau diperkirakan tetap tumbuh positif,” kata Erwin dalam keterangan resmi, Jumat 10 Mei 2022.
Belanja Eceran April Meningkat, Khususnya di Sandang
Erwin menjelaskan, pada periode April 2022 melalui hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran meningkat. IPR April 2022 tercatat sebesar 239,2, atau tumbuh 16,5 persen (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,6 persen (mtm).
“Peningkatan terjadi pada sebagian kelompok, yaitu sub kelompok sandang, kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi. Peningkatan didorong oleh kenaikan aktivitas ekonomi masyarakat pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri,” tuturnya.
Sementara secara tahunan, kinerja penjualan eceran tercatat tetap tumbuh tinggi sebesar 8,5 persen (yoy). Meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,3 persen (yoy).
Penyebab tingginya penjualan eceran terutama ditopang oleh meningkatnya penjualan sub kelompok sandang. Serta perbaikan penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya.
Erwin menuturkan, dari sisi harga responden memperkirakan tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2022 meningkat. Di mana Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober masing-masing tercatat sebesar 141,7 dan 137,5, atau meningkat dibandingkan 135,6 dan 129,8 pada bulan sebelumnya.
“Sejalan dengan naiknya harga bahan baku, disertai dengan kenaikan harga BBM dan perkiraan responden terhadap terjadinya kendala distribusi barang,” jelasnya.
Baca juga: Polisi Dalami Aliran Dana Gerakan Khilafatul Muslimin Surabaya Raya