Pelonggaran Protokol COVID-19 Dongkrak Kepercayaan Konsumen Mei 2022

Ilustrasi pelanggan Superindo sedang berbelanja,
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Survei Danareksa Research Institute (DRI) mencatat, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Mei 2022 meningkat secara signifikan menjadi 90,3 persen dari 83,9 persen di bulan sebelumnya.

SPBU di Sleman Diduga Manipulasi Pompa, Mendag: Kerugian Masyarakat Rp 1,4 Miliar Per Tahun

Kepala Ekonom DRI, Rima Prama Artha mengungkapkan, terdapat dua komponen utama yang menyebabkan IKK meningkat, yaitu indeks situasi sekarang dan indeks ekspektasi.

“Indeks situasi sekarang naik secara agresif sebesar 17,9 persen secara bulanan menjadi 57,1, dan indeks ekspektasi naik 4,1 persen mom menjadi 115,2. Pada saat yang sama, indeks kepercayaan konsumen terhadap pemerintah meningkat sebesar 5,7 persen mom,” kata Rima dalam laporan Survei Konsumen, Kamis 9 Juni 2022.

Genjot Inovasi Bagi Konsumen, Unilever Indonesia Fokus 3 Hal Ini

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 9 Juni 2022: Global Turun, Antam Naik

Rima mengatakan, untuk peningkatan IKK terlihat hampir di seluruh wilayah survei khususnya di Jawa Timur. Untuk faktor yang menyebabkan IKK naik secara signifikan adalah dari rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kuartal I 2022.

Tolak PPN Naik Jadi 12 Persen, YLKI Beberkan Ketidakadilan dalam Pemungutan Pajak

Adapun pada kuartal I menunjukkan, pemulihan ekonomi yang berkelanjutan telah meningkatkan kepercayaan publik. Kemudian faktor penyebab kenaikan lainnya dari tidak terdapatnya peningkatan kasus harian COVID-19 yang signifikan setelah Ramadhan dan Idul Fitri.

“Hal ini berimbas kepada pemerintah untuk melonggarkan protokol kesehatan. Pemerintah telah mengizinkan masyarakat untuk melepas masker di tempat umum, serta menghapus persyaratan antigen dan PCR bagi wisatawan,” jelasnya,

Selanjutnya yaitu, peningkatan kesempatan kerja sebagai akibat dari peningkatan ekonomi. Dan kenaikan harga pangan yang menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan-bulan sebelumnya.

Bebas Masker

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Rima menjelaskan, untuk indeks situasi sekarang yang meningkat 47,1 dikarenakan konsumen lebih positif terhadap kondisi ekonomi saat ini. Diantaranya, pendapatan konsumen saat ini, pembelian barang tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja.

“Meski demikian, indeks situasi sekarang masih berada di bawah baseline 100,” terangnya.

Sementara pada indeks ekspektasi katanya, kenaikan terjadi karena konsumen optimis terhadap kondisi ekonomi. Utamanya pada ketersediaan lapangan kerja saat ini dan pendapatan selama enam bulan ke depan.  

“Protokol COVID-19 baru yang telah dianggarkan oleh pemerintah akan meningkatkan kegiatan ekonomi lebih lanjut. Sehingga meningkatkan ekspektasi pendapatan, pekerjaan ekspektasi ketersediaan, dan ekspektasi aktivitas bisnis,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya