Sri Mulyani Buka-bukaan Alasan Pemerintah Naikkan Subsidi Tahun Depan
- Tangkapan layar.
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Pemerintah saat ini tengah berupaya menjaga aggregate demand atau nilai permintaan pada seluruh jenis barang dan jasa. Itu dilakukan sebagai antisipasi jika ekspor tidak lagi mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Sri Mulyani menjelaskan, hal itu dilakukan karena ekonomi diperkirakan akan mengalami penurunan akibat dari stagflasi. Maka dari itu diharapkan konsumsi rumah tangga, investasi swasta, dan Badan Usaha Milik Negara mampu menjadi motor penggerak.
“Konsumsi dari sisi rumah tangga dan investasi dari swasta dan BUMN harus menjadi motor penggerak yang sehat. Itulah yang menjadi skenario dari kebijakan makro kita, dan termasuk kenapa kita memilih untuk pada saat ini meningkatkan subsidi,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Dengan Komisi XI DPR RI, Selasa 31 Mei 2022.
Dia mengungkapkan, dari peningkatan subsidi yang dilakukan Pemerintah merupakan bagian dari momentum menjaga pemulihan ekonomi melalui daya beli rumah tangga. Hal itu agar Indonesia tidak tergerus oleh inflasi yang tinggi. Di mana saat ini beberapa negara sudah mengalami inflasi.
Adapun pemerintah telah mengajukan penambahan alokasi anggaran untuk subsidi dan kompensasi pada Rancangan Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di atas Rp520 triliun. Penambahan subsidi itu diajukan karena beberapa harga komoditas global yang naik.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan pada pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi produksi juga akan terus di seimbangkan. Karena peran industri manufaktur yang dominan saat ini telah bergeser dengan munculnya sektor-sektor jasa.
Selain itu, Sri Mulyani menuturkan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga internasional. Di antaranya IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 persen, dan Bank Dunia di 5,5 persen.
“Jadi ini masih perkiraan karena memang ketidakpastian yang terjadi saat ini sampai tahun depan memang terasa sangat tinggi,” jelasnya.
Kemudian untuk inflasi di 2023 diperkirakan ada pada rentang 2 persen hingga 4 persen. Sri Mulyani mengatakan, Indonesia saat ini telah berhasil menstabilkan inflasi di level terendah.
“Indonesia inflasinya sudah berhasil distabilkan di level rendah selama ini bekerja sama dengan BI sebagai otoritas moneter dan pemerintah terus memperbaiki strukturalnya itu menghasilkan inflasi rendah,” terangnya.