Lindungi Petani dari Jual Murah ke Tengkulak, Ini Solusi Wamendag

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – Para petani, nelayan, dan para pelaku usaha penghasil komoditas lainnya di Indonesia kerap terjebak dalam situasi harga komoditas anjlok pada saat panen raya. Hal itu membuat mereka terpaksa menjual komoditasnya kepada para tengkulak, dengan harga yang sangat rendah atau murah.

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Untuk menangani kondisi tidak menguntungkan bagi para penghasil komoditas itu, Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akhirnya membuat suatu instrumen bernama Sistem Resi Gudang (SRG) untuk menyejahterakan para petani.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menjelaskan, SRG itu adalah sistem resi gudang di mana konsep dan esensinya adalah untuk membantu para pelaku komoditas, khususnya petani.

Mentan Blacklist 4 Perusahaan Pengedar Pupuk Palsu, Rugikan PetaniRp3,23 Triliun

"Karena para petani, peternak, dan para nelayan kita, mereka kerap bingung ketika panen harganya turun. Sehingga mereka tidak bisa jual untung dan harus berhubungan dengan tengkulak," kata Jerry dalam telekonferensi, Selasa 31 Mei 2022.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 31 Mei 2022: Global dan Antam Sama-sama Turun

Ketua OJK Minta Penghapusan Utang Macet Petani hingga Nelayan Segera Dijalankan

Ilustrasi Petani. Sumber: unsplash.com

Photo :
  • vstory

Alasan para petani tersebut harus berhubungan dengan tengkulak yang membeli komoditas mereka dengan harga murah, adalah karena mereka tidak punya gudang penyimpanan untuk menyimpan komoditas mereka agar bisa kembali dijual saat harga pasar kembali normal.

"Maka di situlah Kementerian Perdagangan melalui Bappebti hadir memberikan solusi dengan cara membangun gudang-gudang tersebut," ujarnya.

Jerry menambahkan, terdapat sejumlah jenis komoditas yang bisa disimpan di gudang melalui mekanisme SRG ini, antara lain yakni gabah, beras, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, dan jagung. "SRG ini bisa untuk menyimpan komoditas selama 3-6 bulan, dan begitu harga komoditasnya kembali naik, mereka bisa kembali menjualnya," kata Jerry.

Manfaat lain SRG bagi para petani ini adalah ketika barang atau komoditas mereka disimpan di dalam gudang, maka nantinya mereka akan diberikan resi yang bisa diberikan kepada pihak bank. Dimana, pihak bank bisa menjadikannya sebagai jaminan untuk memberikan kredit, sebagai tambahan modal bagi para petani tersebut.

"Jadi ada dua manfaat yang bisa diperoleh dari pemanfaatan SRG ini bagi para petani, nelayan, dan lain sebagainya," ujarnya.

Diketahui, Sistem Resi Gudang atau SRG merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan harga/inflasi komoditas pangan, dengan mekanisme tunda jual. Selain itu, Resi Gudang dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan, sehingga dapat meningkatkan pembiayaan kepada pelaku usaha khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yaitu petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan koperasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya